SOLOPOS.COM - Wakil Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) Ferry A. Soetikno (kiri), memberikan cendera mata kepada Direktur Pengawasan Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor BPOM RI, Togi Junice Hutajulu (tengah), ditemani Wakil Walikota Solo, Teguh Prakosa dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) GPFI 2023, di Hotel Alila, Solo, Jumat (8/9/2023) (Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Togi Janice Hutadjulu, mengapresiasi kebangkitan industri farmasi setelah diterpa sejumlah masalah.

Dimulai dari masalah kesehatan saat Pandemi Covid-19 hingga kasus kandungan etilen glicol dan dietilen glicol (EGDG) dalam obat sirup pada 2022.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Dalam sambutan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) di Hotel Alila Solo, Jumat (8/9/2023), Togi mengatakan kasus tersebut menjadi pelajaran yang sangat penting bagi industri farmasi dan juga BPOM.

“Sebagaimana yang diketahui bersama pada 2022 dunia farmasi diuji dengan kasus kandungan EGDG dalam sediaan obat sirup yang menyebabkan gagal ginjal pada anak. Kejadian ini tidak hanya menjadi keprihatinan kita tapi mencideriai kepercayaan masyarakat. Krisis ini menjadi pelajaran untuk meningkatkan jaminan keamanan, khasiat dan mutu farmasi di Indonesia,” ulasnya.

Togi melanjutkan BPOM juga terus melakukan beragam perbaikan dan mendorong transparansi industri farmasi di Indonesia. Ia menyebut langkah ini mendapatkan banyak apresiasi terutama dari World Health Organization (WHO)

“BPOM berkolaborasi melakukan tidanakan perbaikan berkelanjutan dan melakukan banyak langkah. Upaya BPOM tersebut mendapatkan apresiasi mitra internasional seperti WHO atas transpransi BPOM. Keberhasilan uaya yang dilakukan adalah buah peran serta kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat,” tambahnya.

Togi mengatakan dirinya sangat berharap dalam Rakernas GPFI 2023 ini ada diskusi dan inovasi untuk memajukan industri farmasi di Indonesia agar tetap bisa bersaing. Togi menyebut, BPOM saat ini juga terus mendukung pengembangan industri farmasi melalui hilirisasi.

“Adanya Rakernas GPFI ini langkah strategis untuk merumuskan kebijakan upaya kunci untuk meningkatkan daya saing produk farmasi nasional dalam mewujudkan kemandirian industri farmasi dalam negeri. BPOM juga terus mendukung dan terbuka untuk diskusi dengan GPFI,” jelasnya.

Sedangkan menurut Wakil Ketua Umum GPFI, Ferry A. Soetikno, Rakernas GPFI tahun ini bertujuan terus memajukan industri farmasi yang saat ini sedang tumbuh.

Total ada 100-an lebih perusahaan farmasi yang turut serta dalam Rakernas.  Ia menyebut tujuan GPFI juga untuk membentuk program kerja bagi para pelaku industri farmasi.

“Mengusung tema “Transformasi dan sinergi pelaku usaha farmasi untuk Masyarakat Indonesia yang Sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan,” GPFI berharap pemangku kepentingan bisa melakukan terobosan dan sinergi di dunia kesehatan terutama di bidang farmasi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya