SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (Freepik)

Solopos.com, SOLO – Sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Tengah (Jateng) tercatat mengalami inflasi pada Juni. Inflasi tertinggi terjadi di Solo, diikuti Cilacap, Tegal, Purwokerto, Semarang, dan Kudus.

Solo mengalami inflasi sebesar 0.09% dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 116,68, Cilacap mengalami inflasi sebesar 0,05%, Tegal sebesar 0,04%, Purwokerto sebesar 0,02%, dan Kudus sebesar 0,01%. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, Ratna Setyowati, menguraikan inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga sejumlah komoditas seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,42%.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Sementara, komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan sumbangan inflasi di antaranya daging ayam ras, tarif angkutan kota, tukang bukan mandor, semangka, tarif gunting rambut pria dan cabai rawit. Lebih lanjut, Ratna menguraikan tingkat inflasi di Kota Solo cenderung lebih tinggi dibandingkan Kota Semarang, sebab suplai atau pasokan kebutuhan masyarakat Kota Bengawan didapatkan dari luar daerah. Hal ini ia sampaikan dalam rilis berita resmi statistik di Aula Kantor BPS Solo, pada Senin (3/7/2023).

Di Kota Semarang pasokan kebutuhan masyarakat didukung dari hasil pertanian dan peternakan sendiri. Sedangkan kebutuhan masyarakat Kota Solo rata-rata dipasok dari luar daerah, sehingga menyebabkan adanya biaya operasional. Adanya tambahan biaya ini membuat harga pasar cenderung lebih tinggi.

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispartan KPP) Solo, Eko Nugroho Isbandijarso, menjelaskan memang untuk pasokan bahan pangan di Kota Solo berasal dari luar daerah. “Memang untuk bahan pangan pasokan dari luar Kota Solo. Sehingga kita bergantung dari daerah pemasok,” ujar Eko saat dihubungi Solopos.com, pada Rabu (5/7/2023).

Mengutip dari BPS Jateng, dalam laman jateng.bps.go.id, produksi padi di Kota Solo paling sedikit dibandingkan wilayah Soloraya lainnya. Pada 2020 produksi padi di Solo sebanyak 242 ton, pada 2021 sebanyak 180 ton, dan pada 2022 sebanyak 156 ton. Tren produksi padi di Kota Solo dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan.

Kabupaten Sragen merupakan wilayah produksi tertinggi di Soloraya yaitu pada 2020 sebanyak 714.852 ton, pada 2021 sebanyak 743.074 ton, dan pada 2022 sebanyak 683.496 ton. Disusul oleh Kabupaten Wonogiri, produksi beras di wilayah tersebut pada 2020 sebanyak 347.804 ton, pada 2021 sebanyak 405.989 ton, dan pada 2022 sebanyak 380.055 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya