Bisnis
Kamis, 4 Mei 2023 - 15:56 WIB

Disebut Pelosok: di Sukoharjo Ada Kampus Internasional, Mal, & Hotel Bintang 5

Magdalena Naviriana Putri  /  Ika Yuniati  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Hotel Grand Mercure Solo Baru, Sukoharjo. (Istimewa).

Solopos.com, SUKOHARJO — Nama Kabupaten Sukoharjo trending di Twitter sejak, Rabu (3/5/2023) malam karena disebut sebagai wilayah pelosok.

Seorang mahasiswa mengunggah cuitan di Twitter menanyakan lokasi Kabupaten Sukoharjo hingga apa saja yang ada di sana. Pengirim pesan tersebut diketahui akan menjalani KKN di Kabupaten Sukoharjo.

Advertisement

“YA ALLAH DPT KKN DI SUKOHARJO, DI SUKOHARJO ADA APA PLIS PELOSOK BGT KAH SUKOHARJO ITU?,” curhatan mahasiswa tersebut di Medsos.

Unggahan itu ditanggapi beragam mulai dari guyonan hingga pembuktian bahwa Sukoharjo bukanlah lokasi yang pelosok.

Berdasarkan catatan Solopos.com, wilayah Sukoharjo, khususnya di Solo Baru, jadi sentra bisnis yang cukup berkembang. Di sana bahkan ada beberapa mal mewah dan sejumlah hotel bintang lima.

Advertisement

Meski sempat dianggak pelosok, berikut sejumlah fasilitas publik mewah yang ada di Solo Baru, Sukoharjo.

 

1. Pakuwon Mall Solo Baru

Dilansir dari situs resminya, Pakuwon Mall Solo Baru merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di wilayah Sukoharjo, Solo Raya dengan enam lantai dan net leaseble area seluas 32.844 m2.

Advertisement

Pakuwon Mall Solo Baru mulai beroperasi tanggal 19 Oktober 2012 dengan meggandeng anchor tenant seperti Hypermart, Matahari Department Store, Informa dan ACE Hardware.

Selain anchor tenant, Pakuwon Mall Solo Baru juga dilengkapi dengan food court dan banyak tenant lain yang tersebar di 167 toko yang membuat Pakuwon Mall Solo Baru menjadi mall terlengkap yang bisa memenuhi kebutuhan hidup modern di kota Solo.

Bioskop dan arena permainan anak juga menjadi daya tarik bagi warga Solo maupun yang diluaran kota Solo.

Pada 2020, Pakuwon Mall Solo Baru telah secara resmi menjadi bagian dari portofolio properti Pakuwon setelah selesainya akuisisi oleh PT Pakuwon Permai, anak perusahaan PT Pakuwon Jati.

Sejumlah bran ternama juga telah mengisi mal ini. Di antaranya Uniqlo, VIP Watch, The Palace, lalu restoran Sushi Tei, dan dikabarkan Subway fast food juga bakal ada.

2. The Park Mall Solo Baru

The Park Mall Solo merupakan anak perusahaan dari PT Nirvana Development Tbk, yakni PT Tri Star Land yang bergerak dalam bidang bisnis properti.

The Park Mall Solo Baru dirancang oleh PTI Architects yang membawa fungsi properti dalam satu area pengembangan.

Area pengembangan ini terdiri dari pusat perbelanjaan dan city walk, hotel, perkantoran, pusat otomotif, ruko, rumah sakit, sekolahan, dan ruang pameran. Ini lah yang kemudian biasa disebut dengan Kawasan The Park Mall Solo.

Mengusung konsep The Green Shopping Atmosphere, The Park Mall Solo menjadi mal untuk para keluarga dengan kemewahan, nuansa alam yang hijau, area terbuka, dan taman yang ditata dengan snagat indah.

The Park Mall Solo dengan tagline The Green 43 Shopping Atmosphere ini juga ingin menawarkan kenyamanan sebagai kombinasi dari alam dan keindahan.

Sejumlah bran ternama di mal ini adalah, HnM, The Executive, Hush Puppies, dan Charles and Keith

3. Grand Mercure Solo Baru

Grand Mercure Solo Baru merupakan hotel bintang lima kelas atas yang terletak di kawasan bisnis Solo Baru. Hotel memiliki 348 kamar tamu dan suite dengan pemandangan cakrawala kota terbaik.

Tersedia 12 fasilitas pertemuan luas, termasuk aula konvensi seluas 1.800 m² berkapasitas 2.500 tamu.

Grand Mercure Solo Baru terletak di kawasan pusat bisnis, The Park Mall, Hartono Trade Center, dan Pakuwon Mall Solo Baru dapat dicapai dengan berjalan kaki. Mudah diakses dari Bandara Internasional Adi Soemarmo dan Stasiun Kereta Balapan.

Fasilitas lain di hotel ini yakni pemandangan yang memukau dari sky lounge di lantai 21, ballroom untuk acara berkapasitas hingga 2.500 orang, kolam renang infinity di lantai 3, hotel menyediakan akses langsung ke The Park Mall, dan hotel juga menyediakan layanan kamar untuk bersantap.

4. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berlokasi di jalan utama yang menghubungkan antara Solo dan kota-kota sekitar. Posisi UMS yang strategis juga didukung oleh sarana transportasi yang mudah dijangkau.

Seiring perkembangan kampus yang pesat, di sekitar UMS sudah tersedia sarana pendukung yang memadai seperti tempat tinggal, tempat belanja, fasilitas kesehatan, dan sarana-sarana lainnya. Lingkungan UMS sangat mendukung untuk kehidupan mahasiswa.

UMS juga menyediakan program kelas internasional yang di mana perkuliahannya menggunakan bahasa asing.

Terdapat empat program yang ditawarkan oleh UMS, yakni double degree, student exchange, internship, dan summer course.

Tak semua bisa, program internasional ini hanya bisa diambil oleh mahasiswa S1 jurusan Ilmu Komunikasi, Teknik Informatika, Teknik Sipil, Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Keperawatan, Pendidikan Agama Islam, dan Manajemen.

5. UIN RMS Surakarta

Universitas Islam Negeri Raden Mas Said (UIN RMS) Surakarta dulu bernama Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta yang kemudian berubah alih status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta.

UIN RMS merupakan perguruan tinggi negeri Islam di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

IAIN Surakarta naik status dan berganti nama menjadi UIN Raden Mas Said Surakarta berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2021 tanggal 11 Mei 2021.

UIN Surakarta diberi nama Raden Mas Said yaitu nama asli dari Mangkunegara I, seorang pendiri sekaligus adipati pertama dari Praja mangkunegaran Surakarta dan juga Pahlawan Nasional Indonesia.

Pesan

Warga Kabupaten Sukoharjo memberi pesan kepada calon mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) yang akan ditempatkan di Kabupaten Sukoharjo. Mereka meminta para mahasiswa itu memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan desa, tidak sekadar menaruh plakat.

Salah seorang warga Tawangsari, Sukoharjo, Elia Wisma Nugroho, meminta para mahasiswa yang akan melakukan KKN di Sukoharjo memberikan kontribusinya.

“Kalau mahasiswa sampai menanyakan apakah Sukoharjo pelosok apa tidak, sepertinya mainnya kurang jauh. Selain itu biasanya para mahasiswa hanya berkontribusi membuat plakat atau papan penunjuk jalan saat KKN. Sebaiknya mereka memberikan kontribusi lain yang nyata bagi desa,” jelasnya saat berbincang dengan Solopos.com.

Kendati papan-papan penunjuk jalan tersebut cukup membantu, dia lebih ingin para mahasiswa tersebut membuat gebrakan baru dengan program-program yang akan diusung dan direalisasikan di desa.

Warga lain asal Bendosari, Sukoharjo, Riana Fitri, mengatakan keberadaan Sukoharjo sebagai kabupaten berkembang dan perlintasan berbagai daerah cukup mudah dicari informasinya melalui sosial media maupun Internet.

Ia menilai cuitan Sukoharjo sebagai kota pelosok itu memberikan dua sisi, positif dan negatif.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif