SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi gas elpiji 3 kilogram (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah mulai mencari alternatif pengganti gas elpiji termasuk gas elpiji 3 kg.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan belum ada pembahasan spesifik ihwal rencana kenaikan harga jual eceran (HJE) Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram subsidi seiring dengan melebarnya harga keekonomian yang sudah terpaut Rp15.359 per kilogram pada tahun ini.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Kemenkeu memproyeksikan konsumsi masyarakat untuk LPG 3 kilogram itu mencapai 7,82 juta ton sementara konsumsi LPG nonsubsidi hanya 0,58 juta ton.

Evaluasi Susenas menunjukan subsidi LPG 3 kilogram itu mayoritas dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas alias orang kaya.

Susenas mencatat 4 desil masyarakat miskin menikmati 23,3 persen dari total subsidi, sedangkan 4 desil masyarakat menengah ke atas menikmati 57,9 persen dari keseluruhan bantuan gas cair itu.

Baca Juga: Jalan Baik Selain Menaikkan Harga BBM Bersubsidi

Salah satu bakar bakar alternatif yang diproyeksikan sebagai pengganti gas elpiji 3 kg adalah gasifikasi batu baru (Dimethyl Ether/DME)

Seperti dikutip dari migas.esdm.go.id, Sabtu (27/8/2022), gasifikasi batu bara (Dimethyl Ether/DME) tengah dikembangkan Pemerintah sebagai energi alternatif pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG) untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat. Penggunaan DME diharapkan juga dapat mengurangi impor LPG.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi menjelaskan, pengembangan DME diarahkan terutama sebagai subtitusi penggunaan LPG yang di awal dulu digunakan untuk mensubtitusi minyak tanah.

“Apalagi 75% penggunaan LPG di dalam negeri itu berasal dari impor. Kalau kita tergantung impor, dari sisi ketahanan energi akan tidak terlalu baik,” katanya.

Baca Juga: Testimoni Warga Karanganyar yang Gunakan Gas Rawa: “Memasak Jadi Lebih Cepat

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) ESDM Dadan Kusdiana menyatakan, karakteristik DME memiliki kesamaan baik sifat kimia maupun fisika dengan LPG.

Lantaran mirip, DME dapat menggunakan infrastruktur LPG yang ada sekarang, seperti tabung, storage dan handling eksisting.

Kelebihan lain adalah DME bisa diproduksi dari berbagai sumber energi, termasuk bahan yang dapat diperbarui. Antara lain biomassa, limbah dan Coal Bed Methane (CBM). Namun saat ini, batu bara kalori rendah dinilai sebagai bahan baku yang paling ideal untuk pengembangan DME.

DME memiliki kandungan panas (calorific value) sebesar 7.749 Kcal/Kg, sementara kandungan panas LPG senilai 12.076 Kcal/Kg. Kendati begitu, DME memiliki massa jenis yang lebih tinggi sehingga kalau dalam perbandingan kalori antara DME dengan LPG sekitar 1 berbanding 1,6.

Baca Juga: Kenaikan Harga BBM dan Elpiji Tinggal Tunggu Aba-Aba Pemerintah

Pemilihan DME untuk subtitusi sumber energi juga mempertimbangkan dampak lingkungan. DME dinilai mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan meminimalisir gas rumah kaca hingga 20%.

“Kalau LPG per tahun menghasilkan emisi 930 kg CO2, nanti dengan DME hitungannya akan berkurang menjadi 745 kg CO2. Ini nilai-nilai yang sangat baik sejalan dengan upaya-upaya global menekan emisi gas rumah kaca,” urai Dadan.

Di samping itu, kualitas nyala api yang dihasilkan DME lebih biru dan stabil, tidak menghasilkan partikulat matter (pm) dan NOx, serta tidak mengandung sulfur.

DME merupakan senyawa eter paling sederhana mengandung oksigen dengan rumus kimia CH3OCH3 yang berwujud gas sehingga proses pembakarannya berlangsung lebih cepat dibandingkan LPG.

Hasil uji terap menunjukkan DE mudah dalam menyalakan kompor, stabilitas nyala api normal, mudah dalam pengendalian nyala api, warna nyala api biru dan waktu memasak lebih lama dibandingkan LPG.

Itulah  ulasan tentang bahan bakar pengganti gas elpiji termasuk gas elpiji 3 kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya