SOLOPOS.COM - Antrean BBM di SPBU Rest Area 379A Semarang, Jawa Tengah. Foto diambil Senin (17/4/2023). (Istimewa/SPBU).

Solopos.com, SOLO — Harga BBM Pertamax mengalami kenaikan untuk kali kedua selama tiga bulan terakhir.

Pada September 2023 harga BBM Pertamax naik dari yang sebelumnya Agustus Rp 12.400 per liter menjadi Rp13.300 per liter. Pada 1 Oktober lalu harga BBM Pertamax kembali naik menjadi Rp14.000.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Kenaikan tersebut merupakan penerapan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020.

Kendati ada kenaikan harga, masih ada beberapa pengguna yang bertahan menggunakan BBM non-subsidi tersebut. Warga asal Mojosongo, Faletehan, mengatakan tidak berniat untuk pindah ke Pertalite meski harga Pertamax kembali naik.

Alasannya tetap bertahan menggunakan Pertamax yakni karena dia menilai lebih irit ketimbang Pertalite. Sehingga besaran uang yang dikeluarkan tetap sama untuk membeli Pertamax.

Pria yang bekerja sebagai sales di perusahaan swasta itu, tidak menambah alokasi dana untuk membeli produk dari Pertamina itu.

“Ya meski naik belinya tetap Rp30.000. Kalau habisnya sih tergantung pemakaian, ya tentu sedikit kerasa ya, habisnya lebih cepat,” kata dia ketika ditemui Solopos.com, Selasa.

Hal senada disampaikan warga asal Palur, Rayhan yang tetap mengenakan Pertamax dengan alasan lebih bagus untuk mesin. Dia mengatakan sudah mengenakan Pertamax sejak dia masih duduk di bangku SMA atau sekitar sembilan tahun lalu.

“Alasannya tetap pakai sih kerana menurutku lebih aman di mesin sih. Kalau  ditanya kerasa tau tidak, pasti terasa karena kan naiknya udah beberapa kali ini, ya,” kata dia.

Dorong Inflasi Solo

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, Ratna Setyowati, mengatakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) Pertamax hingga Rp14.000 berpotensi turut andil mendongkrak inflasi Kota Solo meskipun angkanya kecil.

Halal itu, kata Ratna, disebabkan kemungkinan masyarakat beralih dari BBM Pertamax ke BBM Pertalite. Selanjutnya, jika banyak yang melakukan migrasi, bakal timbul masalah lagi berupa kelangkaan BBM Pertalite.

“Memang pertalite tidak ada kenaikan harga. Tetapi menjadi bermasalah kalau yang tadinya konsumsi Pertamax dengan adanya naik itu ganti dengan Pertalite, sehingga stok pertalitenya langka,” kata dia kepada Solopos.com, Senin (2/10/2023).

Sejauh ini, diakuinya andil Pertamax pada laju inflasi Kota Solo lebih kecil dari pada Pertalite. Namun, jika terus ada kenaikan harga bisa jadi turut mendorong inflasi tinggi.

“Tetapi dengan kondisi seperti ini kita khawatirkan karena langkanya Pertalite, akhirnya yang biasa konsumsi Pertalite beralih ke Pertamax, dengan harga yang sudah naik. Akhirnya itu menjadi akan berpengaruh terhadap inflasi,” kata dia.

Menurutnya pada September 2023 lalu kenaikan harga Pertamax sudah memiliki andil dalam laju inflasi di kelompok pengeluaran transportasi.

Berdasarkan Berita Resmi Statistik (BRS) tentang perkembangan indeks harga konsumen (IHK) September 2023, andil kelompok transportasi naik sebesar 0,09%.

“Nah takutnya, ini sudah naik lagi, itu yang menjadi analisis kami, harapan stok Pertalit itu yang di pasaran memadai, atau malah merupakan satu kebijakan dengan pelan-pelan menarik Pertalite, apa ini menjadi suatu kondisi pasar yang pelan-pelan menarik Pertalite,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya