Bisnis
Rabu, 25 Januari 2023 - 19:40 WIB

Dinamika Regulasi dan Transformasi, Rumah Sakit Perlu Cepat Beradaptasi

Bayu Jatmiko Adi  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Umum ARSSI Pusat, drg. Iing Ichsan Hanafi, MARS., MH. (kanan), Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih (tengah) dan Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K)., MARS., FISQua. (kiri), memotong pita dalam pembukaan Healthcare Expo VII di Hotel Alila Solo, Rabu (25/1/2023). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO — Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) menggelar Seminar Nasional IX dan Healthcare Expo VII di Hotel Alila Solo, Rabu (25/1/2023).

Kegiatan dengan tema Change Management in Hospital Organization in the Era of Hospital System Transformation tersebut ditujukan sebagai upaya untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman, khususnya di bidang perumahsakitan.

Advertisement

Ketua Umum ARSSI Pusat, drg. Iing Ichsan Hanafi, MARS., MH., mengatakan sejauh ini ARSSI terus berupaya dan mendorong rumah sakit untuk selalu mengikuti regulasi dan kebijakan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. ARSSI juga senantiasa memperhatikan perubahan yang terjadi pada sektor pelayanan kesehatan dan sektor lain baik di lingkup regional, nasional maupun internasional yang berdampak pada perumahsakitan.

Menurutnya perubahan yang sedang dilaksanakan pemerintah dan menyangkut perumahsakitan adalah terkait transformasi sistem kesehatan. Disebutkan, ada enam pilar yang difokuskan dalam transformasi sistem kesehatan tersebut, yakni transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan.

Advertisement

Menurutnya perubahan yang sedang dilaksanakan pemerintah dan menyangkut perumahsakitan adalah terkait transformasi sistem kesehatan. Disebutkan, ada enam pilar yang difokuskan dalam transformasi sistem kesehatan tersebut, yakni transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan.

Menurutnya perubahan regulasi yang terjadi itu harus ditanggapi dan diantisipasi oleh rumah sakit dengan tepat dan terukur agar rumah sakit dapat beradaptasi dan menyesuaikan dengan perubahan yang ada secara cepat.

“Kegiatan ini sangat penting dan menjadi ajang untuk saling berbagi ilmu serta pengalaman, tentang bagaimana dinamika dan perkembangan tata kelola rumah sakit,” kata dia. Kegiatan Seminar Nasional IX dan healthcare Expo VII digelar pada 25-27 Januari 2023.

Advertisement

Lebih lanjut Iing mengatakan ARSSI ingin berperan untuk menyukseskan program rumah sakit khususnya di transfotmasi digital. Juga terkait rencana pemerintah menerapkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 24 tahun 2022, tentang Rekam Medis yang mengatur mengenai e-medical record.

“Tentunya kami ingin membantu rumah sakit-rumah sakit swasta dalam mengikuti regulasi itu,” kata dia.

Dikatakan, lebih dari 65% rumah sakit di Indonesia adalah rumah sakit swasta. Mulai dari rumah sakit yang besar hingga yang kecil. Dimana masing-masing rumah sakit memiliki kemampuan yang berbeda. Menurutnya pihak rumah sakit tentunya membutuhkan waktu untuk bertransformasi dalam hal e-medical record.

Advertisement

Dia berharap dengan event tersebut pengelola rumah sakit bisa melihat bagaimana perkembangan industri maupun perkemabngan IT di bidang kesehatan.

Dia berharap regulasi yang direncanakan dapat terlaksana pada Desember 2023 itu bisa dijalankan secara bertahap. Mengingat luasnya Indonesia serta banyaknya rumah sakit yang memiliki kemampuan beragam.

Melalui edukasi yang dilakukan ARSSI kepada anggotanya diharapkan memberikan dampak positif. Terutama dalam mendukung kesiapan rumah sakit untuk bisa mengikuti regulasi yang ditetapkan pemerintah.

Advertisement

Saat ini ada beragam tantangan yang dihadapi rumah sakit khususnya swasta dalam menghadapi penerapan e-medical record. Salah satunya mengenai aspek biaya, SDM, dan sebagainya.

“Itu tantangan di rumah sakit yang cukup berat. Terutama budaya untuk merubah teman-teman di rumah sakit untuk memakai e-medical record. Itu perlu tahapan dan butuh waktu,” lanjut dia.

Seminar yang digelar di Hotel Alila Solo itu juga melibatkan Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, praktisi rumah sakit, ilmuan, hingga kalangan industri IT.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif