SOLOPOS.COM - Kepala Distanbun Provinsi Jateng, Supriyanto (kanan), memberikan kaos bertulisan Kopi Jateng kepada perwakilan komunitas mahasiswa Papua Soloraya, di CFD Colomadu dalam rangka mengenalkan Kopi Jateng, Minggu (5/3/2023). (Solopos/ Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, KARANGANYAR— Setelah Syariah Hotel Solo, kini giliran Lorin Solo Hotel yang siap menyerap hasil pertanian lokal untuk menu-menu tamunya.

Pada Minggu (5/3/2023) telah dilakukan penandatanganan kerja sama antara pihak Lorin Solo Hotel dan Kelompok Tani Utomo, Cepogo, Boyolali yang difasilitasi Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Penandatanganan yang digelar acara Car Free Day (CFD) Colomadu, Karanganyar tersebut dilakukan langsung oleh Wakil Ketua Tani Utomo, Ari Siswanto dan General Manager Lorin Solo Hotel, Heri Haryosa. Penandatanganan disaksikan oleh Kepala Distanbun Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Supriyanto, serta para kepala dinas pertanian Soloraya.

Dalam usaha agribisnis, pemasaran menjadi kunci utama agar produk pertanian bisa sampai ke pasar atau konsumen akhir. Sayangnya, sistem pemasaran yang berlangsung di Indonesia belum bisa berjalan secara efektif dan efisien. Besarnya perbedaan harga atau marjin pemasaran yang relatif besar masih menjadi tantangan utama dalam pemasaran hasil pertanian.

Dalam kegiatan pemasaran, seringkali dijumpai rantai pemasaran yang panjang sehingga banyak pelaku pemasaran yang terlibat di dalamnya. Hal inilah yang menyebabkan tingginya akumulasi keuntungan yang diambil dari setiap pelaku pemasaran.

Untuk itu guna mengamanankan produksi pertanian, perlu dibarengi dengan dukungan pemasaran agar petani mendapatkan harga yang layak. Salah satu contoh upayanya yaitu dengan memfasilitasi para petani agar produknya dapat diterima langsung oleh konsumen, dalam hal ini sektor perhotelan.

Melalui fasilitasi langsung ke konsumen, yakni temu bisnis atau B to B, maka akan memperpendek rantai pemasaran, sehingga petani lebih diuntungkan. Hubungan saling menguntungkan antara petani dengan perhotelan akan meningkatkan daya saing petani, sehingga petani bisa mendapatkan akses pasar dengan kepastian yang tinggi. Sementara hotel mendapatkan suplai kebutuhan resto maupun cafe langsung dari petani dengan kualitas baik dan harga yang relatif lebih murah.

Kepala Distanbun Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Supriyanto, menyampaikan tujuannya dari program kolaborasi tersebut diharapkan perhatian kepada kearifan lokal dalam hal hasil pertanian semakin kuat.

“Kami akan kawal petani. [Barang dipasok] dari produsen langsung ke konsumen, saya jamin barang lebih segar, harga bersaing dan kami kawal terus terkait kontinuitas dan kualitasnya,” kata dia kepada wartawan, Minggu.

Disebutkan saat ini pihaknya sudah banyak mendampingi petani untuk melakukan perjanjian kesepahaman dengan banyak hotel. Selanjutnya ke depan pihaknya akan membentuk korporasi petani di tingkat provinsi. Dimana melalui korporasi itu akan menghubungkan para petani di kabupaten-kabupaten di Jateng untuk mencukupi kebutuhan konsumen, yakni dari kalangan hotel.

“Sebab permintaan dari perhotel juga beragam. Kalau dari satu kelompok tani saja tentu tidak akan mampu. Untuk itu kami gandeng kelompok tani lain untuk bisa bersama-sama. Bentuknya seperti apa? Nanti kita lihat ke depannya,” jelas dia.

Korporasi petani tersebut nantinya sebagai model kelembagaan kerja sama ekonomi kelompok petani dengan orientasi agribisnis melalui konsolidasi lahan menjadi satu manajemen. Namun dengan tetap menjamin kepemilikan lahan masing-masing petani.

Diharapkan dengan korporasi petani itu, pengelolaan sumber daya bisa lebih optimal karena dilakukan secara lebih terintegrasi, konsisten, dan berkelanjutan. Selain itu akan terbentuk usaha yang lebih efisien, efektif dan memiliki standar mutu tinggi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan.

Dia menyebutkan saat ini kerja sama antara kelompom tani dengan perhotelan, selain di Lorin Hotel Solo dan Syariah Hotel Solo, juga sudah berlangsung di Cilacap, Pekalongan, Tegal dan sebagainya. Kerja sama juga telah dilakukan dengan Accor Group.

“Jadi ini sangat serius. Sebelumnya Syariah Hotel sudah jalan, sekarang Lorin berjalan. Kami sampaikan terimakasih telah diterima,” lanjut dia.

Wakil Ketua Kelompok Tani Utomo, Ari Siswanto, menyampaikan selama ini pihaknya memimpikan adanya pengelolaan pertanian seperti yang ada di Bali. Melalui kerja sama dengan perhotelan, menurutnya merupakan Langkah yang tepat untuk mencapai cita-cita tersebut.

“Alhamdulillah ini yang kami cita-citakan, seperti petani Bali. Kalau di Bali itu penghasilan petani per bulan bisa Rp30 juta. Alhamdulillah cita-cita ini terkabul,” kata dia.

Sementara itu General Manager Lorin Solo Hotel, Heri Haryosa, mengatakan sangat senang dengan terjalinnya kerja sama tersebut. Sebab Lorin Solo Hotel telah diberi kepercayaan dari Distanbud Jateng dan para petani di Cepogo untuk Bersama-sama mengembangkan pertanian lokal.

“Sebelumnya sudah ada ketja sama dengan salah satu unit kami, yakni Syariah Hotel. Ternyata produk pertanian yang diberikan dari hasil pertanian ini, kualitasnya bisa masuk ke dalam karakteristik produk hotel,” kata dia.

Menurutnya karakteristik hotel sangan spesifik. Artinya kebutuhan sayur yang dibutuhkan tidak seperti sayur-mayur pada umumnya.

“Setelah kerja sama dengan Syariah Hotel, kualitasnya saya lihat lebih bagus, produk lebih segar. Kemudian kalau dari produk impor ini jauh lebih baik. Maka kami ajak semua untuk cintai produk tanaman dalam negeri,” lanjut dia.

Kegiatan pagi itu diawali dengan kegiatan senam bersama serta hiburan dari komunitas mahasiswa Papua yang ada di Soloraya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya