SOLOPOS.COM - Alexander, petani bunga krisan asal Tomohon, Sulawesi Utara. (Istimewa)

Solopos.com, TOMOHON — Seorang petani di Tomohon, Sulawesi Utara, Alexander, berpotensi untung hingga Rp24 juta per bulan karena budidaya bunga krisan.

Awalnya, Alexander merupakan seorang petani sayur di daerahnya. Akan tetapi, karena mendapatkan dukungan dari BRI lewat kucuran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR), dia beralih menjadi petani bunga krisan.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Daerahnya sendiri dahulu dikenal sebagai penghasil tanaman hortikultura. Namun, karena melihat potensi bunga krisan yang menguntungkan akhirnya pada Maret 2020, dia beralih ke tanaman bunga.

Baca Juga:  Rekaman CCTV Kecelakaan Vanessa Bikin Netizen Ngeri dan Ingat Gala

“Karena nilai jual bunga krisan lebih tinggi. Tomohon dari dulu dikenal pusatnya sayur mayur. Masyarakat di sini berpindah menjadi florist belum lama,” terang Alexander dalam rilis BRI yang diterima Solopos.com pada Sabtu (5/2/2022).

Dari hitung-hitungan Alexander, dengan kepemilikan area tanam sekitar 10 meter x 20 meter nilai ekonomi bunga krisan mencapai Rp24 juta dalam satu kali masa panen. Adapun waktu penanaman hingga panen memakan waktu sekitar tiga bulan.

Baca Juga:  Film Kukira Kau Rumah: Sinopsis, Trailer, dan Durasi Tayangnya

Sementara itu, jika menanam sayur mayur dengan luas lahan dan kurun waktu yang sama, hanya menghasilkan sekitar Rp6 juta. Itupun dengan kondisi harga komoditas yang sedang naik. “Makanya kami pindah ke florist. Untuk daerah Tomohon harga bunga krisan bagus. Nilai jual lumayan, istilahnya stabil. Kadang per tangkai harga naik atau turun tetap ada keuntungan,” kata dia.

Peran BRI di Awal Alexander Budidaya Bunga Krisan

Alexander pun menceritakan, saat beralih menjadi petani bunga krisan awalnya kesulitan akan dana. Masalahnya, untuk menanam bunga krisan lahan tanam harus ditutupi saung. Dia pun membutuhkan biaya tak sedikit untuk membuat saung tersebut.

Baca Juga:  Dicibir karena Ceramah Soal KDRT, Begini Pembelaan Oki Setiana Dewi

Peluang tersebut tak luput dari perhatian Kantor Cabang BRI Tondano. Melalui dana KUR akhirnya harapan Alexander bisa terpenuhi. “Maka kami bisa bikin saung. Itu awal mula kami pinjam ke BRI,” kenangnya.

Selain memberikan kucuran dana, BRI pun mendorong Alexander memperkuat ekosistem usaha melalui pembentukan klaster usaha binaan. Alexander pun menghimpun koleganya sesama petani membentuk Klaster Manimpayo.

Baca Juga: Ini Dia Wilayah Kekuasaan Pura Mangkunegaran Solo Zaman Dahulu

Alexander menjadi ketua klaster tersebut dan mendorong kelompoknya untuk mengajukan pinjaman dana usaha kepada BRI. Alexander dan kelompok taninya merasa bersyukur karena memperoleh kemudahan pengembangan usaha.

Sementara itu, Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari menjelaskan bahwa BRI terus mengambil peran dalam pemberdayaan pelaku UMKM. Dalam proses tersebut, muncul jenis kesamaan usaha dalam satu wilayah yang akhirnya dikelompokkan menjadi klaster usaha. Para Mantri BRI kemudian memberikan pembinaan pada setiap klaster seperti literasi bisnis dan digital sesuai dengan kebutuhan para pelaku usaha dengan memperhatikan berbagai aspek mulai dari kualitas SDM, teknologi, potensi pasar, networking, inklusi hingga pelatihan.

Baca Juga:  Norman Kamaru Bikin Heboh, Disebut Ganti Nama dan Pindah Agama

“BRI akan terus berupaya mengambil bagian dalam mengembangkan pertumbuhan usaha dengan memberikan pembinaan, pelatihan, bantuan sarana dan prasarana, hingga financial advisory melalui para mantri serta memberdayakan klaster usaha agar dapat menjadi embrio korporatisasi UMKM kedepannya,” tutur Supari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya