SOLOPOS.COM - Ilustrasi investasi (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Perekonomian global diperkirakan mengalami resesi pada tahun depan. Dampak dari krisis ekonomi global dinilai bisa berpotensi menggerus target investasi Indonesia pada periode tersebut.

Kendati demikian, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, mengatakan Indonesia memiliki secercah harapan untuk meralisasikan investasinya. Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan target investasi pada tahun depan naik menjadi Rp1.400 triliun dari sebelumnya Rp1.200 triliun.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Ditanya saya apakah optimis? Kami harus optimis, tapi kami optimis ya terukur, jangan babi buta,” kata Bahlil dalam konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan III/2022 di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta Selatan seperti dilansir dari Bisnis.com, Senin (24/10/2022).

Saat ini, kata Bahlil, pihaknya tengah mendata perusahaan mana saja yang akan datang pada 2023 untuk berinvestasi dan perusahaan mana saja yang keluar ataupun tetap melanjutkan investasinya di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi secara kumulatif Januari-September 2022 mencapai Rp892,4 triliun atau tumbuh sebesar 35,3 persen (year-on-year/yoy). Itu artinya, BKPM telah berhasil mencapai 74,4 persen dari target Rp1.200 triliun dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 965.122 orang.

Baca Juga: Yuk, Intip Strategi Bank Indonesia Atasi Dampak dari Gejolak Ekonomi Global

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Indra Darmawan, sebelumnya mengatakan adanya sejumlah tantangan pada 2023 mendatang, khususnya gejolak ekonomi global, membuat BKPM harus terus berinovasi. Selain itu, pihaknya juga akan mempercepat dan meningkatkan kemudahan-kemudahan untuk menarik investasi ke Indonesia, serta terus mengawal pelaku usaha.

Saat ditanyai apakah tantangan tersebut dapat mengganggu target investasi Indonesia di tahun depan, Indra mengaku akan terus melihat perkembangan yang ada. “Yang pasti akan dipertimbangkan, arahnya positif atau negatif tergantung dinamika. Kalau kita melihat, ini arahnya bisa memberikan harapan,” ujarnya.

Adapun, realisasi Januari-September 2022 didominasi oleh penanaman modal asing (PMA) yang tercatat sebesar Rp479,3 triliun atau 53,7 persen dari total realisasi investasi. Jumlah tersebut meningkat sebesar 44,5 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga: BRI Bagikan Tips Disiplin Mengatur Keuangan Lewat Investasi Surat Berharga

Sedangkan, realisasi investasi yang berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp413,1 triliun atau 46,2 persen dari total realisasi. Berdasarkan sektor, realisasi investasi Januari-September 2022 paling banyak ke industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya senilai Rp131,8 triliun.

Kemudian, ada sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp97,6 triliun. Investasi yang masuk ke pertambangan senilai Rp96,5 triliun, diikuti sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran, serta listrik, gas dan air yang masing-masing tercatat sebesar Rp68,8 triliun.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Ancaman Resesi, Target Investasi Rp.1400 T dari Jokowi Bisa Tercapai?.

Baca Juga: Puluhan Investor Diajak untuk Mengembangkan Wisata Tiga Pantai di Gunungkidul

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya