SOLOPOS.COM - Ilustrasi keuangan. (Freepic.com).

Solopos.com, SOLO — Para pelaku investasi valuta asing (valas) di Solo menyebut saat ini Dolar Singapura lebih diminati dibandingkan Dolar Amerika Serikat.

Mereka menyebut selain harga yang lebih stabil, kemudahan saat menukarkan ke Rupiah menjadi penyebabnya. Terlebih, Dolar Singapura saat ini lebih menguntungkan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pengaruh kebijakan BI untuk dedolarisasi sejak awal tahun juga membuat peminat Dolar Singapura meningkat.

Warga asal Jebres, Solo, Mizharudin, 44, merupakan salah satu pencinta investasi yang memilih valas karena dianggap stabil dan mudah disimpan. Ia berinvestasi valas sejak 2008 setelah sempat bermain saham.

“Kalau investasi valas lebih aman meskipun keuntungan yang ditawarkan enggak sebesar ketika investasi saham atau bahkan tanah. Misalkan keuntungan mungkin sekitar empat persen dari setiap nominal investasi. Tapi valas penyimpanannya lebih mudah dan bisa ditukarkan sewaktu-waktu dengan mudah,” ucapnya kepada Solopos.com, Sabtu (10/6/2023).

Miz, panggilan akrabnya menyebut saat ini Dolar Singapura lebih diminati untuk investasi valas dibandingkan Dolar Singapura. Ia menyebut faktor utamanya adalah jumlah pecahan yang besar membuat Dolar Singapura lebih diminati.

“Dolar Amerika juga memang masih banyak peminatnya, tapi sekarang Dolar Singapura lebih diminati karena  pecahannya lebih beragam dan nilai tukarnya stabil sekitar Rp10.000 sampai Rp13.000 per $1 Singapura. Selain itu pecahannya sampai $1.000 Singapura jadi mudah dan praktis,” jelasnya.

Miz menambahkan, Dolar Singapura lebih mudah ditukarkan ke Rupiah. Dolar Singapura juga tidak perlu memiliki kondisi yang baik untuk bisa ditukarkan di bank atau tempat penukaran valas lainnya.

“Kalau Dolar Singapura enggak perlu punya kualitas yang bagus atau harus mulus, asalkan tidak robek bisa ditukarkan dan enggak mengurangi nilai. Sedangkan Dolar Amerika Serikat nilai tukarnya juga bergantung pada kondisinya saat ditukarkan, lecek atau ada ada lipatan bisa mengurangi nilai,” ucapnya.

Selain Miz, warga Laweyan, Haidir, 33, juga memilih Dolar Singapura dibandingkan Dolar Amerika Serikat. Ia menyebut, Dolar Singapura lebih mudah untuk ditukarkan dan disimpan.

“Misalkan kepepet, Dolar Singapura itu jauh lebih mudah ditukarkan sesuai dengan nilai tukar saat itu, asalkan enggak sobek masih diterima. Pecahannya juga besar sampai $1.000 Singapura,” ucapnya.

Haidir menyebut Dolar Amerika Serikat memang tetap diminati, tapi kebijakan Dedolarisasi yang dilakukan Bank Indonesia (BI) juga membuat investor valas berpaling.

“Yang minat Dolar Amerika Serikat memang masih banyak, tapi karena ada Dedolarisasi, ditambah politik Amerika Serikat yang enggak stabil, jadi banyak yang berpaling ke mata uang lain seperti Euro atau Dolar Singapura,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya