SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah bersubsidi (Bisnis.com)

Solopos.com, SOLO – Lahan di wilayah Sragen dan Boyolali mulai diincar para developer atau pengembang rumah subsidi di Soloraya.

Pangsa pasar industri properti di kedua daerah itu dianggap menjanjikan seiring banyaknya perusahaan manufaktur dan adanya jalan tol Solo-Ngawi maupun tol Solo-Jogja yang masih dalam tahap pembangunan.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Hal ini diungkapkan Sekjen Developer Properti Indonesia (Deprindo), I Gede Teguh Pratama, saat diwawancarai Solopos.com, Jumat (10/2/2023).

Menurut Gede, Jawa Tengah termasuk Soloraya membukakan pintu yang selebar-lebarnya bagi calon investor yang ingin menanamkan investasi. Tak ayal, banyak perusahaan-perusahaan manufaktur yang bermunculan di Soloraya terutama Boyolali dan Sragen.

“Banyak pabrik dan perusahan manufaktur yang berdiri. Otomatis banyak pula tenaga kerja yang membutuhkan hunian. Kebutuhan properti seperti rumah subsidi juga bakal meningkat,” kata dia, Jumat.

Terlebih, wilayah Boyolali dan Sragen dilewati ruas jalan tol Solo-Ngawi. Nantinya, jalan tol Solo-Jogja juga akan melewati wilayah Boyolali. Hal ini bakal berimplikasi positif bagi pengembangan industri sektor properti di kedua daerah tersebut.

Akses jalan tol bagian dari aksesibilitas yang memudahkan masyarakat menuju lokasi tujuan. “Di Sragen, ada dua pintu exit jalan tol. Di Boyolali juga begitu. Apalagi nanti kalau jalan tol Solo-Jogja sudah jadi. Bakal semakin ramai, daerah di sepanjang jalan tol di Boyolali. Sehingga, permintaan rumah subsidi diperkirakan meningkat pesat,” ujar dia.

Gede memproyeksikan membangun 600 unit rumah subsidi di wilayah Sragen, Karanganyar, dan Boyolali.

Perinciannya, 400 unit di Boyolali dan 200 unit di Sragen dan sebagian Ngawi, Jawa Timur. Tak menutup kemungkinan, ada penambahan unit rumah subsidi apabila permintaan dari konsumen melonjak tajam.

Rumah subsidi, lanjut Gede, merupakan program yang digulirkan pemerintah yang diperuntukkan bagi kelompok masyarakat menengah ke bawah.

“Ada juga rumah komersial namun realisasinya jauh di bawah rumah subsidi. Tahun lalu, kami berhasil menjual 200 unit rumah subsidi sedangkan rumah komersial hanya 50 unit,” papar dia.

Optimisme sektor properti semakin tumbuh juga disampaikan  Ketua Real Estate Indonesia (REI) Komisariat Soloraya, S.S. Maharani.

Menurut dia, sektor properti masih menjadi salah satu andalan dalam pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah.  Hal ini tak lepas dari kinerja industri properti yang mampu melewati terjangan pandemi Covid-19 selama lebih dari dua tahun.

Dia meyakini kinerja sektor properti kian prospektif pada 2023. Baik bisnis hunian komersial maupun rumah subsidi yang digulirkan pemerintah dengan sasaran masyarakat menengah ke bawah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya