SOLOPOS.COM - Bank Syariah Indonesia (ilustrasi/Bisnis)

Solopos.com, SOLO — Akad murabahah merupakan akad yang digunakan oleh perbankan syariah, baik bank syariah  atau pun Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia, tidak terkecuali di Kota Solo.

Akad ini merupakan akad jual beli sehubungan adanya perpindahan kepemilikan barang.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Ketua umum Kompartemen BPRS Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) Solo, Karsono, kepada Solopos.com pada Minggu (11/2/2023), menyebut, PBRS yang menyediakan sistem kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau KPR, menggunakan akad Murabahah.

“Secara prinsipnya membeli rumah dulu ke developer, misal dengan harga Rp100 juta, kemudian menjual lagi rumah tersebut ke nasabah misal dengan harga jual Rp130 juta, cicilan misal 5 tahun. Jadi yang merupakan hutang nasabah adalah harga jual, akadnya menggunakan Murabahah kalau rumahnya sudah ada dan akad Istishna kalau rumahnya inden,” kata Karsono.

Hal senada disampaikan Marketing Bank Syariah Indonesia (BSI) Solo, Dheny Izoer, menyebut, akad yang digunakan bagi mereka yang membeli rumah adalah akad Murabahah. “Kalau kami membeli rumah menggunakan akad Murabahah, jadi pembeli hutangnya adalah harga jual,” ungkapnya.

Dikutip Solopos.com dari jurnal berjudul Pendekatan Akad Murabahah di perbankan Syariah Secara Normatif, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Syariah (STEBIS) IGM Palembang, Akad Murabahah merupakan akad yang menjadi landasan dalam pembentukan Bank Syariah di Indonesia.

Akad murabahah digunakan pada produk prinsip jual beli, akad, atau perjanjian jual beli secara teknis dapat diterapkan dalam dunia perbankan, khususnya perbankan syariah.

Dengan memanfaatkan konsep akad jual beli dapat menjadikan transaksi yang ada di perbankan dapat terhindar dari riba. 

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang.

Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harta atas barang yang dijual. Transaksi jual beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayaran dan waktu penyerahan barang.

Murabahah merupakan akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakti oleh penjual dan pembeli.

Tambahan keuntungan yang diharapkan (mark up) merupakan harga jual atau penyedian dana atau tagihan oleh bank syariah untuk jual beli barang sebesar harga pokok ditambah margin berdasarkan kesepakatan dengan nasabah yang harus membayar sesuai dengan akad.

Sehingga, keuntungan dari akad murahabah adalah mark up dari harga yang ditetapkan oleh penyedia kredit merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Besarnya angsuran flat sesuai akad diawal dan besarnya angsuran sama dengan harga pokok ditambah margin yang disepakati. 

Sebagai contoh, harga rumah Rp500 juta, margin bank atau keuntungan bank Rp100 juta, maka yang dibayar nasabah peminjam ialah Rp600 juta dan diangsur selama waktu yang disepakati diawal antara Bank dan Nasabah.

Keuntungannya, bagi nasabah, akad murabahah merupakan model pembiayaan alternatif dalam pengadaan barang-barang kebutuhan.

Melalui pembiayaan murabahan, nasabah akan mendapatkan kemudahan mengangsur pembayaran dengan jumlah yang sesuai berdasarkan kesepakatan dengan pihak bank. 

Sedangkan bagi bank syariah, pembiayaan murabahah merupakan akad penyaluran dana yang cepat dan mudah.

Melalui murabahah bank syariah akan mendapatkan profit berupa margin dari selisih pembelian dan penjualan, serta mendapatkan fee based income (administrasi, komisi asuransi, dan komisi notaris) .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya