SOLOPOS.COM - Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).(Istimewa/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini Senin (9/10/2023) diprediksi menguat terbatas di tengah sentimen data ekonomi domestik dan luar negeri.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memaparkan berdasarkan analisa teknikal, IHSG hari ini berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 6.885–6.927.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Indeks Keyakinkan Konsumen (IKK) Indonesia pada September diprediksi masih memberikan indikasi optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, terutama persepsi terhadap ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan.

“Diprediksi survei Indeks Keyakinan Konsumen bulan September secara konsensus sebesar 125 atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 125,2,” kata dia dalam risetnya, Senin (9/10/2023) seperti dilansir Bisnis.

Pilarmas Sekuritas hari ini merekomendasikan investor untuk mencermati saham UNVR dengan target support dan resistensi pada kisaran 3.780-3.890, saham MAPI pada 1.920-2.020, dan saham GJTL pada 725-755.

Secara terpisah Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga memprediksi penguatan IHSG akan cenderung terbatas pada pekan ini, paling tidak menguji ke area 6.950 terlebih dahulu.

Menurutnya, investor masih akan mencermati rilis data perekonomian Amerika Serikat (AS). Data tersebut diperkirakan memberikan pengaruh terhadap sikap Federal Reserved atau The Fed yang sejauh ini masih cenderung hawkish.

The Fed dalam beberapa kesempatan memang memberikan sinyal untuk mengerek kembali suku bunga agar inflasi mengenai sasaran 2 persen. Bank sentral AS tersebut juga berharap Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dapat meningkatkan suku bunga lebih lanjut.

Sentimen lainnya datang dari nilai tukar rupiah dan harga komoditas dunia. Rupiah diperkirakan masih dibayangi pelemahan, sementara komoditas global seperti harga minyak masih berada dalam jalur penurunan meski sempat naik pada pekan lalu.

“Harga komoditas dunia secara tidak langsung juga mempengaruhi emiten-emiten yang berhubungan, di mana sektor energi pun bobotnya cukup besar di IHSG,” pungkasnya.

Selain itu, Harga komoditas global dan nilai tukar rupiah menjadi sentimen yang masih dicermati oleh investor.

“Kami perkirakan penguatan IHSG akan cenderung terbatas pada pekan depan, paling tidak menguji ke area 6.950 terlebih dahulu,” ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana saat dihubungi Bisnis pada Jumat (6/10/2023).

Menurutnya, investor masih akan mencermati rilis data perekonomian Amerika Serikat (AS). Data tersebut diperkirakan memberikan pengaruh terhadap sikap Federal Reserved atau The Fed yang sejauh ini masih cenderung hawkish.

The Fed dalam beberapa kesempatan memang memberikan sinyal untuk mengerek kembali suku bunga agar inflasi mengenai sasaran 2 persen. Bank sentral AS tersebut juga berharap Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dapat meningkatkan suku bunga lebih lanjut.

Sentimen lainnya datang dari nilai tukar rupiah dan harga komoditas dunia. Rupiah diperkirakan masih dibayangi pelemahan, sementara komoditas global seperti harga minyak masih berada dalam jalur penurunan meski sempat naik pada pekan lalu.

“Harga komoditas dunia secara tidak langsung juga mempengaruhi emiten-emiten yang berhubungan, di mana sektor energi pun bobotnya cukup besar di IHSG,” ujarnya.

Sektor Teknologi

Sebelumnya, IHSG pada Jumat (6/10/2023) pekan lalu ditutup menguat dipimpin oleh saham sektor teknologi.

IHSG akhir pekan ditutup menguat 13,69 poin atau 0,20 persen ke posisi 6.888,52. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,83 poin atau 0,19 persen ke posisi 946,50.

“IHSG dan bursa regional Asia melanjutkan tren menguat seiring sikap pasar yang merespons posisi trade balance Amerika Serikat (AS), yang menunjukkan perbaikan lebih baik dari sebelumnya, dan continuing claims pengangguran turun,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat seperti dilansir Antara.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor meningkat yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 1,68 persen, diikuti sektor barang baku dan sektor kesehatan yang naik masing- masing sebesar 1,67 persen dan 1,07 persen.

Sedangkan, empat sektor terkoreksi yaitu dipimpin sektor industri yang turun minus 0,57 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor barang konsumen primer yang turun masing- masing minus 0,47 persen dan 0,41 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu IOTF, JMAS, MTWI, DOOH dan KAYU. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni KOCI, PPRI, META, HEXA dan FIRE.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya