SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras. (Freepik.com).

Solopos.com, JAKARTA — Berdasarkan kerangka sampel area (KSA) yang diolah Badan Pangan Nasional (Bapanas) disebutkan konsumsi beras pada Januari – Oktober 2023 sebanyak 25,44 juta ton tercatat lebih tinggi 1,15 persen dari 2022 sebanyak 25,15 juta ton.

Padahal, produksi beras Januari – Oktober 2023 lebih rendah 660.000 ton dibandingkan periode yang sama di 2022. Hal itu disusul kenaikan harga beras di pasaran yang tembus Rp12.550 per kilogram (kg) untuk kualitas medium.

Promosi Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Hektare Lahan Kritis melalui Reboisasi

Padahal pemerintah menetapkan HET beras medium dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No.7/2023 sebesar Rp10.900 – Rp11.800 per kilogram tergantung wilayah.

Pedagang pasar memandang harga eceran tertinggi (HET) beras sebaiknya ditiadakan seiring harga beras saat ini yang telah melonjak tinggi melampaui HET.

Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lonjakan harga beras eceran pada Agustus 2023 mencapai 1,43 persen (month to month) dan naik 13,76 persen (year on year).

Adapun, selama 8 bulan terakhir sejak Januari 2023, harga beras mengalami inflasi 7,99 persen (ytd).

“Sebenarnya HET sekarang enggak penting. Penetapan HET juga enggak dipenuhi di pasar,” kata Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri saat dihubungi, Rabu (6/9/2023).

Abdullah menekankan urgensi saat ini yang harus dilakukan pemerintah adalah mengguyur pasokan beras ke pasar. Musababnya, dia mengakui saat ini pasokan beras ke pasar sedikit berkurang.

Begitu pun beras Bulog, Abdullah mengatakan seharusnya segera membanjiri pasar-pasar. Dengan melimpahnya pasokan beras diyakini harga akan berangsur turun.

Adapun, saat ini, Abdullah menyebut harga beras medium di pedagang pasar berada di kisaran Rp12.000 per kilogram dan Rp14.000 per kilogram untuk beras premium.

“Beras ini memang sedikit kurang [pasokan], padahal kebutuhan wajib. Jika stoknya banyak, harga secara psikologis pasar akan turun,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, membeberkan bahwa dirinya mendapat keluhan dari para pengusaha ritel ihwal harga beras saat ini.

Peritel mengaku terbebani dengan HET beras yang ada.

“Saya dapat masukan juga dari beberapa teman di ritel, 1-2 perusahaan yang besar-besar juga sudah enggak sanggup dengan angka Rp13.900 [per kilogram] HET,” ujar Arief saat ditemui di Gedung DPR-RI, Senin malam (4/9/2023).

Arief menjelaskan HET Rp13.900 untuk beras premium saat ini cenderung membebani pengusaha lantaran harga gabah yang kepalang tinggi di atas Rp7.000 per kilogram.

Dia pun mengakui lonjakan harga gabah tersebut dipengaruhi pasokan yang rendah. Oleh karena itu, dia menilai peningkatan produksi menjadi kunci untuk menahan kenaikan harga gabah dan beras.

We need to production. Itu kan teori supply and demand, kalau produksinya hari ini melimpah ruah biasanya harga akan turun,” tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Harga Beras Naik Gila-gilaan, Pedagang Minta HET Ditiadakan 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya