SOLOPOS.COM - Tangkap layar akun Twitter Superman Is Dead saat mengadu melalui akun Twitter Gibran Rakabuming Raka, Sabtu (22/7/2023). (Istimewa).

Solopos.com, KARANGANYAR — Event Organizer konser Don’t Stop Fest di De Tjolomadoe, Karanganyar, yang batal digelar, Sabtu (22/7/2023), Heri, menceritakan hal kegagalan konser yang berujung ricuh tersebut kepada Solopos.com, Senin (7/8/2023).

Heri mengaku, sebelum kericuhan terjadi, pihaknya sudah negosiasi dengan vendor sound system dengan berbagai jaminan agar perlengkapan tersebut dinyalakan untuk penyelenggaraan event.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Dia juga mengiyakan jika pihak investor acara Don’t Stop Fest memilih mengundurkan diri beberapa hari sebelum acara.

“Kami sendiri sebenarnya mau ikut mundur tetapi uang pembelian tiketnya sudah dipakai untuk membayar para artis yang akan datang. Sepertinya mereka mundur karena penjualan tiket online kurang ramai,” ujar Heri saat ditemui Solopos.com di Polsek Colomadu, Senin (7/8/2023) setelah refund tiket Don’t Stop Fest hari itu.

Dia menjelaskan lebih lanjut jika penjualan tiket on the spot lebih besar dibandingkan penjualan online. Menurutnya hal tersebut kemungkinan terjadi karena calon penonton masih kurang percaya dengan event yang akan diadakan.

Heri berpendapat promosi yang dilakukan sudah cukup gencar yaitu lewat akun Instagram masing-masing dan don’tstop_.23. Namun, penjualan tiket acara secara online belum juga maksimal.

Heri dan kedua temannya baru pertama kali mengadakan event mengundang artis nasional. Sebelumnya, mereka biasa mengadakan gig kecil dengan kapasitas 1.000 penonton dengan artis lokal.

Dia juga meminta maaf untuk para penonton event Don’t Stop Fest yang datang dari luar kota dan tidak mendapatkan penampilan yang terbaik.

Rekan Heri, Cece, mengatakan tim mereka tetap bersemangat mengadakan acara sejenis.

“Tapi evaluasi dari kami sendiri adalah pastikan semua pihak kerja sama dengan kami dengan kontrak hitam di atas putih agar jelas dan tidak ada yang saling mengkhianati,” papar Cece dalam kesempatan yang sama.

Dia juga menegaskan perlunya kontrak dan perjanjian adalah agar semua kesepakatan tercatat dengan jelas tidak hanya lewat obrolan semata.

Cece mengaku saat ini pihak mereka tidak ada kontak lagi dengan pihak investor yang sudah mengundurkan diri. Sementara, volunteer acara Don’t Stop Fest juga mengatakan  penjualan tiket event secara online di Solo masih kurang.

Saat ini total pengeluaran dari pihak EO kurang lebih mencapai Rp500 juta. Keduanya harus menutupi kerugian tersebut.  Sementara, pengembalian uang tiket yang berlangsung mulai, Sabtu-Sabtu (5-12/8/2023), baru selesai 20%.

Belum Ada Penetapan Tersangka

Sementara, Polres Karanganyar belum menetapkan tersangka atas kasus perusakan properti di konser musik bertajuk Don’t Stop Fest di De Tjolomadoe, Kecamatan Colomadu, pada Sabtu (22/7/2023) lalu.

Polres masih fokus mengawal tanggung jawab pihak event organizer (EO) untuk mengembalikan uang tiket penonton.

Pengembalian uang tiket akan dilakukan mulai 5-12 Agustus 2023 mendatang. Selain itu, pihak EO juga akan membayarkan ganti rugi kepada pelaku UMKM yang lapanya rusak akibat kerusuhan tersebut.

Wakapolres Karanganyar, Kompol Muh Rikha Zulkarnaen, mengatakan polisi masih fokus pada kewajiban itu.

“Pemeriksaan secara terus menerus terkait dengan peristiwanya kita gali semua fakta-faktanya. Nanti kita putuskan seperti apa perkembangannya,” kata Wakapolres, Jumat (28/7/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya