SOLOPOS.COM - Pekerja merapikan tempat tidur di hotel, Solo, Kamis (22/6/2023). Kehadiran Masjid Sheikh Zayed berdampak cukup signifikan pada okupansi beberapa hotel di Solo. Masjid Tersebut menjadi salah satu icon Kota Solo yang mengundang banyak wisatawan untuk menginap di hotel sekitar masjid. (Solopos.com/Joseph Howi Widodo).

Solopos.com, SOLO —  Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo mengatakan, fenomena staycation tidak lepas dari perkembangan Kota Solo yang kini penuh dengan atraksi wisata yang menarik.

Pejabat humas PHRI Sistho A Sreshtho saat dihubungi Solopos.com mengatakan, banyaknya warga Solo atau yang berasal dari luar Solo melakukan staycation tidak lepas dari banyaknya hari libur nasional.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Jadi memang melihat ada perubahan karakter dari Kota Solo dengan banyaknya leisure attraction seperti Masjid Raya Sheikh Zayed, Pura Mangkunegaran dan beberapa acara lainnya, ini menyebabkan peningkatan wisatawan baik dari tamu-tamu di luar atau di dalam Solo dan melakukan staycation. Selain itu, ditopang dengan adanya hari libur nasional,” kata dia Kamis (22/6/2023).

Sistho menambahkan, staycation menawarkan sensasi liburan yang berbeda di Kota Solo selain menikmati wisata.

“Jadi staycation ini memberikan sensasi berbeda saat menginap di Kota Solo, karena bisa merasakan fasilitas yang ditawarkan oleh hotel-hotel yang ada di Solo,” tambahnya.

Sistho juga menyebut, adanya fenomena staycation ini membuat okupansi hotel di Solo meningkat pesat. Ia menyebut, angka okupansi hotel di Solo saat ini lebih baik dibandingkan sebelum pendemi.

“Saat ini okupansi hotel di Solo sudah sangat baik, bahkan sudah mencapi 70 persen. Dibandingkan sebelum pandemi yang sebesar 68 persen. Artinya sudah mulai membaik ditambah dengan kegiatan yang dibuat oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo ini sangat menarik. Untuk mana yang lebih banyak apakah wisatawan dari luar atau dari dalam Solo, kami masih belum punya datanya karena intinya kami ingin memberikan pelayanan yang terbaik,” ucapnya.

Pertumbuhan okupansi hotel di Solo juga dirasakan marketing Hotel Solo Paragon, Aditya, yang menyebut banyak wisatawan yang menginap di hotel dalam beberapa bulan terakhir. Ia menyebut, hal ini membuat hotel semakin bersaing untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas.

“Di tempat kami memang peningkatan okupansi hotel sangat baik dan banyak yang menginap dua sampai empat hari untuk staycation sekaligus mengunjungi lokasi wisata di Solo, ada juga beberapa warga Solo yang menginap di hari libur panjang. Ini bagus karena akhirnya ada persaingan untuk meningkatkan fasilitas dan juga pelayanan,” jelasnya.

Staycation diambil dari kata stay dan vacation yang maknanya yakni liburan tanpa harus berpindah tempat. Konsep liburan yang juga kerap disebut dengan istilah holistay ini marak saat pandemi Covid-19.

Saat itu banyak larangan bepergian jauh sehingga banyak yang hanya liburan di tempat. Mereka yang melakoni staycation ingin merasakan sensasi liburan tanpa harus mengeluarkan biaya beli tiket pesawat, biaya kendaraan, dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya