SOLOPOS.COM - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono, menghadiri kegiatan Bank Indonesia Mengajar 2023 di SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Solo, Senin (21/8/2023). Kegiatan turut dihadiri oleh Ketua YPL Perwakilan Solo, Frans D. Atmadja didampingi Kepala Sekolah SMA PL Santo Yosef, Setfanus Ngadenan. (Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono, mengajar soal inflasi, pentingnya menjaga informasi pribadi, dan edukasi soal quick response code Indonesian standard (QRIS) dalam kegiatan Bank Indonesia Mengajar 2023 di SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Solo, Senin (21/8/2023).

Saat ditemui wartawan, Doni mengatakan program mengajar ini merupakan program tahunan yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Ia menyebut, kegiatan ini bertujuan mengedukasi para pelajar untuk mengerti program dan produk perbankan.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Bank Indonesia dari tahun 1953 punya kegiatan ini, bertepatan dengan ulang tahun Bank Indonesia ke-70 dan HUT Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia. Biasanya dari Bank Indonesia disuruh memilih mau mengajar di mana, supaya anak-anak tahu tugas Bank Indonesia itu seperti apa. Ya sudah, Saya memilih SMA PL Santo Yosef dan Universitas Sebelas Maret (UNS), karena saya alumni di sana,” ujarnya saat ditemui para wartawan, Senin (21/8/2023).

Doni menilai, edukasi masalah keuangan di era digital kepada generasi muda menjadi salah satu hal yang penting.

Ia mencontohkan, banyaknya anak muda yang minim literasi keuangan, hanya bisa menggunakan produk digital tanpa memiliki pemahaman yang baik

“Sekarang ini kan Bank Indonesia juga bertugas  menjaga sistem pembayaran digital, kenapa kami mensosialisasikan kepada anak-anak SMA, karena kemarin ada mahasiswa yang membunuh adik kelasnya karena minimnya literasi keuangan. Perkembangan ekonomi digital ini sangat pesat, jadi sejak dini memberikan pengertian bahwa ekonomi digital ini harus disikapi dengan baik,” lanjutnya.

Doni juga membuktikan, banyaknya siswa saat ini memiliki password berupa tanggal lahir untuk masuk ke akun bank mereka. Menurutnya, hal ini akan memudahkan para hacker untuk meretas akun dan menguras rekening mereka.

“Tadi saya tanya, berapa banyak yang password mobile banking atau rekeningnya itu tanggal lahir, ternyata hampir semuanya. Saya ingatkan itu sangat mudah diretas, selama ini kasus peretasan akun atau rekening yang dilakukan hacker, karena pemilik rekening hanya menggunakan tanggal lahir sebagai passwordnya. Itu sudah terjadi berulang kali, hampir 90 persen kasusnya karena itu,” ulasnya.

Terpisah, Ketua OSIS SMA PL Santo Yosef, Samuel Dandy Resella, sangat mengapresiasi kedatangan Deputi Gubernur Bank Indonesia. Menurutnya, siswa menjadi memahami pentingnya edukasi masalah keuangan di usia dini.

“Pak Doni sangat interaktif, karena cara mengajarnya lumayan asik dengan cara bercerita juga, ada fun game nya jadi seru. Jadi dari BI memberikan edukasi mulai dari inflasi, kewaspadaaan mengenai password rekening. Kami jadi aware mengenai pentingnya keamanan digital perbankan dan rekening kami,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya