SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah subsidi. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).
Solopos.com, SOLO — Ketua Real Estate Indonesia (REI) Soloraya, Maharani, menyebut perumahan di Wonogiri sudah banyak berdiri di sekitar Waduk Gajah Mungkur.
“Kalau di Wonogiri itu sudah menyasar ke daerah Waduk Gajah Mungkur, itu sudah banyak yang sampai ke pembangunannya,” kata dia ketika dihubungi Solopos.com, belum lama ini.
Terlebih Waduk Gajah Mungkur sudah sejak dulu menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuk kecamatan atau Kabupaten Wonogiri. Ditambah saat ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya tengah melaksanakan penataan kawasan Waduk Gajah Mungkur.
Dengan luas daerah genangan lebih dari 8.800 hektare (ha), Gajah Mungkur menjadi salah satu waduk terbesar di Indonesia. Maharani juga menyebut rata-rata perumahan komersial di daerah tersebut masih dibanderol dengan harga Rp300 juta sampai Rp400 juta. Menurutnya, memang secara umum perkembangan perumahan di Wonogiri meningkat pesat.
“Karena memang kebutuhan rumah kan sudah naik ya. Apalagi memang hidup di perumahan lebih praktis,” lanjut dia. Berdasar laman sikumbang.tapera.go.id, seperti diakes Solopos.com Selasa (17/10/2023), di Kecamatan Wonogiri sendiri terdapat 276 unit rumah subsidi dan 55 unit komersial.
Misalnya rumah Tipe 36 (subsidi) di Desa Pokohkidul, Kec. Wonogiri, yang dikembangkan oleh PT. Buana Jagad Perseda. Dengan luas bangunan 36 meter persegi dan luas lahan 60 meter persegi dilengkapi dengan dua kamar tidur dan satu kamar mandi, rumah ini per unit dibanderol dengan harga Rp150.500.000. Rumah subsidi tersebut berjumlah 23 unit dan sudah terjual sebanyak 12 unit.
Lalu di Desa Giriwono, Kec. Wonogiri terdapat rumah Tipe 36/72 (komersial) yang digarap oleh PT. Griya Bambu Kuning. Rumah tersebut memiliki spesifikasi luas bangunan 36 meter persegi dan luas lahan 72 meter persegi. Sudah dilengkapi fasilitas dua kamar tidur dan satu kamar mandi yang dibanderol dengan harga Rp200 juta sampai Rp290 juta.