SOLOPOS.COM - Ilustrasi kawasan Industri Boyolali. (Istimewa).

Solopos.com, SOLO —  Tingginya pertumbuhan ekonomi di Boyolali ini juga disinggung oleh Wakil Walikota Solo Teguh Prakosa dalam sambutannya di acara Musyawarah Kota (Muskot) ke-10 DPK Apindo Solo, Senin (9/10/2023). Hingga semester I 2023, ada 21.219 tenaga kerja yang terserap di Boyolali dari 5.793 proyek.

“Kota Solo ini memang terus tumbuh ekonomi Solo tahun 2022 pun terbilang melejit bila dibandingkan tahun 2021, di angka 4,01 persen dan tahun 2020 yang minus 1,76 persen. Di 2022 itu Kota Solo jadi kota dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Jawa Tengah, tapi kalau di Kabupaten/Kota, Solo kalah dari Boyolali dengan pertumbuhan ekonomi di 2022 sebesar 6,8 persen,” ujarnya.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Sebelumnya, Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Boyolali, Purnawan Raharjo, Kamis (27/7/2023), mengatakan sektor industri cukup mendominasi untuk pengembangan investasi di Boyolali pada 2023.

“Sektor industri memang paling mendominasi, beberapa di antaranya ada industri tekstil yang paling dominan, lalu industri kertas dan percetakan, industri makanan, dan lain sebagainya,” kata dia.

Purnawan juga menjelaskan investor rata-rata mengincar kawasan yang telah memiliki sarana infrastruktur dan transportasi yang baik dan ramai.

Hingga semester pertama 2023, Kabupaten Boyolali mencatatkan total investasi sebesar Rp1,035 triliun atau 58 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Peringkat ke-12 Industri Manufaktur Skala Besar

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS 2021, Kabupaten Boyolali menjadi peringkat ke-12 Kota/Kabupaten dengan industri manufaktur skala besar dan menengah di Jawa Tengah.

Kabupaten Boyolali juga menjadi daerah dengan industri terbanyak ke-4 di Soloraya. Boyolali secara statistik juga menjadi Kabupaten/Kota dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Jawa Tengah mencapai 6,8 persen di 2022.

Menurut Kepala Bidang Investasi, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Boyolali, Dheny Hapsari, saat ditemui Solopos.com, Rabu (11/10/2023), hingga triwulan kedua 2023, pertumbuhan investasi di Boyolali cukup menarik karena banyaknya lahan dan kawasan peruntukan industri (KPI) yang tersebar di tiap kecamatan.

“Sampai triwulan kedua atau semester pertama 2023, nilai investasi di Boyolali mencapai Rp1,035 triliun, artinya ini sudah 58 persen dari target RPJMD. Rinciannya, di triwulan I sebesar Rp599.373.307.636. Lalu pada triwulan II ada Rp436.350.717.139,” ulasnya.

Menurutnya, Boyolali masih terus mendapatkan investor yang ingin menanamkan modal di Boyolali, baik Penanam Modal Asing (PMA) ataupun Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN).

“Kami memang tidak punya kawasan industri tapi di setiap kecamatan itu ada KPI yang menarik investor. Sampai hari ini kami juga banyak menerima pengajuan investasi melalui Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS). Tapi kami juga berhati-hati agar lokasi yang digunakan sesuai dengan peruntukannya,” ujarnya.

Disinggung mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi di 2022, Dheny mengatakan hal tersebut dikarenakan adanya pembangunan jalan tol yang melewati daerah Boyolali.

“Jadi di 2022 itu yang paling banyak karena ada pembangunan jalan tol yang melewati beberapa daerah di Boyolali. Itu menyumbang 2,3 dari 6,8 persen itu. Sekarang pembangunannya sudah bergeser ke Kabupaten Klaten, jadi saat ini Boyolali yang palin tinggi sekarang bidang industri,” ulasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya