SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang. (Freepik.com).

Solopos.com, SOLO — Pengutang atau debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Soloraya secara year on year (YOY) mengalami peningkatan.

Namun, khusus untuk Kota Solo, jumlahnya menurun 7,5 persen per Desember 2022 dibandingkan periode yang sama pada 2021.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Tak ada penyebab pasti penurunan tersebut. Salah satunya bisa jadi karena para debitur sudah melakukan pelunasan dan tak memperpanjang pinjaman.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo yang diterima Solopos.com pada, Selasa (21/2/2023), jumlah debitur hingga Desember 2022 yakni sebanyak 294.458, nilainya sebesar Rp14 triliun.

Angka tersebut naik dari periode yang sama pada 2021 yang hanya 287.860 dengan total pinjaman mencapai Rp11 triliun.

Debitur KUR terbanyak yakni dari Boyolali sebesar 55.147 debitur dengan nominal Rp2,5 triliun pada 2022.

Dengan angka tersebut, debitur di Boyolali menurun sebesar 0,4 persen, namun penyalurannya meningkat 32 persen dibandingkan tahun lalu.

Kabupaten Sragen dengan Rp2,49 triliun dengan 48.557 debitur menjadi terbanyak kedua pengguna KUR, secara debitur angka tersebut meningkat dua persen dari tahun lalu.

Sementara, debitur KUR dari Kota Solo paling sedikit se-Soloraya dengan jumlah 24.965 debitur pada 2022, menurun 7,5 persen dibandingkan 2021 dengan jumlah 26.898 debitur.

Angka di Soo menjadi penurunan debitur terbesar se Soloraya secara YOY. Meskipun demikian, penyaluran KUR meningkat 32 persen dari Rp960 miliar pada 2021 menjadi Rp1,2 triliun pada 2022.

Hal itu disampaikan Kepala OJK Solo Eko Yulianto kepada Solopos.com, Selasa (21/2/2023). Ia membenarkan penurunan jumlah debitur di Solo, meskipun secara keseluruhan debitur KUR di Soloraya meningkat rata-rata empat hingga lima persen.

“Itu hanya penurunan jumlah debitur di Kota Solo, tetapi di enam kabupaten lain yang ada di Soloraya semuanya naik baik secara kredit maupun jumlah debiturnya,” jelas Eko.

Mengenai alasan penurunan jumlah debitur di Solo, Eko menyebut ada beragam faktor yang mempengaruhi hal tersebut.

“Untuk persisnya mungkin kurang tahu kenapa, kalau turun bisa jadi karena debitur yang meminjam di KUR sudah lunas pembayarannya dan tidak mengambil kredit lagi, mungkin itu,” jelas Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya