Bisnis
Rabu, 3 Agustus 2022 - 05:37 WIB

Data Simirah Ungkap 600.000 Ton Minyak Goreng Telah Tersalurkan

Anik Sulistyawati  /  Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi minyak goreng. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA —  Saat ini tidak kurang dari 600.000 ton minyak goreng sudah tersalurkan menurut data Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (Simirah) 2.0.

“Sampai saat ini tidak kurang 600.031,27 ton minyak goreng yang sudah disalurkan oleh 47 produsen Crude Palm Oil (CPO) dan 77 produsen minyak goreng ke masyarakat,” kata Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kementerian Perindustrian Emil Satria kepada Antara di Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Advertisement

Menurut Emil, sudah hampir semua pelaku usaha yang terdaftar pada Simirah 2.0 menyalurkan minyak goreng curah yang diproduksi.

Emil menambahkan program Simirah 2.0 digulirkan dengan tujuan mengoptimalkan pendistribusian minyak goreng guna menjamin ketersediaan dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan harga yang terjangkau.

Advertisement

Emil menambahkan program Simirah 2.0 digulirkan dengan tujuan mengoptimalkan pendistribusian minyak goreng guna menjamin ketersediaan dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan harga yang terjangkau.

Diketahui, Kemenperin membangun Simirah 2.0 yang meliputi produsen CPO, produsen minyak goreng sawit, distributor, pengecer, sampai proses transaksi kepada konsumen.

Baca Juga: TPID Solo Gelar OP, Salurkan 2 Ton Bawang Merah & 1,5 Ton Cabai

Advertisement

Di samping itu, proses eksportasi minyak sawit juga telah dipercepat melalui mekanisme flush out atau pembayaran tarif bea keluar khusus sesuai PMK Nomor 102/2022 oleh para eksportir CPO dan/atau Minyak Goreng yang tidak mempunyai Hak Ekspor dari penyaluran minyak goreng curah subsidi atau minyak goreng curah.

Berikutnya, memberikan relaksasi sementara tarif pungutan ekspor menjadi 0 dolar AS per Metrik Ton (MT) mulai 15 Juli hingga 30 Agustus 2022, serta pengalihan hak ekspor antar perusahaan.

Sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ingin agar Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH) bisa menjadi super app untuk menangani masalah tata kelola minyak goreng dari hulu hingga ke hilir.

Advertisement

Baca Juga: Pungutan Ekspor CPO Gratis, Menkeu: Harga TBS Sawit Melesat

Dalam konferensi pers di acara Business Matching Program Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR), Bali, beberap waktu lalu Menko Luhut mengatakan pemerintah saat ini tengah mengintegrasikan sistem SIMIRAH yang dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama K/L lain sebagai hub dari tata kelola sawit yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

“Hal ini dilakukan untuk menjamin proses dari hulu hingga hilir nanti dapat berjalan dengan baik dan tentunya tepat sasaran. Presiden memerintahkan kami untuk betul-betul memperhatikan tadi supply kepada domestik harus betul-betul dilakukan,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Advertisement

Ke depan, lanjutnya, pengembangan Simirah akan dilakukan seperti pengembangan aplikasi Peduli Lindungi yang ia klaim merupakan aplikasi terbaik yang dikembangkan Pemerintah Indonesia.

Tracking (pelacakan) dan pengendalian pembelian minyak goreng pun akan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi melalui pindai QR Code namun dengan beberapa penyesuaian yang akan dilakukan.

“Perlu kami tekankan bahwa semua pelaku usaha CPO dan turunannya wajib terdaftar dalam sistem Simirah ini. Ke depannya pemerintah mengharapkan bahwa SIMIRAH akan menjadi super-app untuk mengatasi persoalan tata kelola minyak goreng dari hulu hingga hilir nantinya,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif