SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan saham. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (15/6/2023) mendapat katalis dari penahanan suku bunga Federal Reserve atau The Fed.

Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan menahan suku bunga acuan dalam rentang 5 – 5,25 persen. Kebijakan The Fed ini diambil dalam Rapat Komite Pasar Terbuka (FOMC) pada Kamis (15/6/2023) dini hari waktu Indonesia.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan inflasi AS yang melandai menjadi 4 persen pada Mei 2023 memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga di level saat ini pada pertemuan 13—14 Juni 2023 ini. Namun, hal ini tidak serta-merta meredam ketidakpastian di pasar.

“Pelaku pasar dan investor masih ingin mendengar secara langsung apa yang disampaikan oleh Powell. Selama yang disampaikan sejalan dengan apa yang diinginkan pasar, misal suku bunga tidak akan dinaikkan sampai akhir tahun, maka akan menjadi angin segar dan mendorong kenaikan di pasar,” papar Nico, Rabu (14/6/2023).

Dia mencatat IHSG sudah berada di titik terendah mereka di kisaran 6.500–6.700 dan menyentuh 6.562 beberapa waktu lalu. Pilarmas berpandangan IHSG di bulan ini berpotensi bergerak melemah dengan rentang 6.666–6.745.

“Ada kemungkinan IHSG akan berbalik arah, asalkan bergerak konsisten di atas 6.775,” katanya.

Nico mengatakan IHSG tetap berpeluang kembali ke level psikologis 7.000 selama sentimen global dan di dalam negeri mendukung. Dia menambahkan euforia Pemilihan Umum 2024 yang dimulai pada paruh kedua 2023 akan menambah semarak pasar dan berpeluang direspons positif.

“Apalagi ketika calon presiden dan calon wakil presiden bisa cocok dan memiliki tingkat probabilitas kemenangan yang tinggi, hal ini tentu memberikan keyakinan kepada pelaku pasar dan investor kedepannya,” katanya.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam riset menyebutkan ekspektasi The Fed yang menjaga tingkat suku bunga di level 5,25 persen saat pengumuman hasil FOMC pada 15 Juni 2023 dini hari dapat memberikan dampak positif bagi saham-saham yang sensitif bunga, terutama perbankan.

“Khususnya bank berkapitalisasi besar yang mayoritas berada dalam fase konsolidasi dengan Stochastic RSI mengindikasikan kondisi oversold. Hal ini membuka peluang rally pada saham-saham tersebut,” tulis Valdy dalam riset. Selain The Fed, European Central Bank juga dijadwalkan merilis kebijakan suku bunga acuan di pekan ini.

Pasar juga bakal disibukkan dan rilis sejumlah data ekonomi penting di kawasan, termasuk data penjualan ritel di China. IHSG sendiri sempat menguji resistance 6.730–6.750 sebelum ditutup di kisaran 6.700 pada Rabu (14/6/2023).

Terdapat potensi koreksi lanjutan ke kisaran 6.680 atau MA20. Jika koreksi berlanjut, Valdy mengatakan investor perlu waspadai potensi minor bullish reversal, mengingat IHSG berada pada overbought area.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pergerakan IHSG masih menunjukkan pola tekanan terbatas.

Minimnya sentimen dalam negeri yang terjadi masih menjadi tantangan tersendiri bagi emiten yang berada dalam pasar modal. Hari ini pergerakan IHSG akan diwarnai oleh rilis data perekonomian neraca perdagangan, dan berpotensi bergerak di rentang 6.636-6.789. Rekomendasi saham pilihannya INDF, JSMR, BBRI, ASII, ITMG, AALI, AKRA, BSDE.

Sebelumnya, IHSG pada Rabu sore ditutup melemah menjelang rilis suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).

IHSG ditutup melemah 19,29 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.699,72. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,29 poin atau 0,29 persen ke posisi 949,80.

“Secara teknikal, koreksi IHSG ini merupakan pullback setelah peningkatan yang cukup signifikan selama beberapa waktu lalu, di sisi lain investor juga masih menanti akan hasil FOMC Meeting yang diperkirakan secara konsensus The Fed masih akan mempertahankan suku bunganya. Ditambah, beberapa hari ini pergerakan IHSG terbebani oleh sektor teknologi,” ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana seperti dilansir Antara, Rabu.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed telah mulai menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada hari ini, dan akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada Kamis (15/06) dini hari waktu Indonesia.

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) pada kisaran 5 hingga 5,25 persen, setelah 10 kali kenaikan berturut-turut sejak Maret tahun lalu.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor meningkat di mana sektor barang baku paling tinggi yaitu 1,28 persen, diikuti sektor industri dan sektor energi yang naik masing-masing sebesar 0,99 persen dan 0,78 persen.

Lima sektor terkoreksi yaitu kesehatan turun paling dalam minus 1,23 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor barang konsumen non primer yang turun minus 1,05 persen dan 0,46 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu DEWA, VTNY, DMMX, CAKK dan COAL. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni RAAM, KLAS, HALO, OASA dan WINE.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.344.185 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,96 miliar lembar saham senilai Rp9,44 triliun. Sebanyak 253 saham naik, 279 saham menurun, dan 206 tidak bergerak nilainya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya