Bisnis
Selasa, 10 Januari 2023 - 11:04 WIB

Cukai Hasil Tembakau Naik, Rokok Tingwe di Solo Kian Dicari

Maymunah Nasution  /  Indra Gunawan  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pita cukai rokok. (Dok. Solopos.com)

Solopos.com, SOLO — Penjual rokok linting dewe atau tingwe tampaknya diuntungkan setelah cukai hasil  tembakau naik awal tahun 2023. Jumlah pelanggan usaha rokok tingwe semakin meningkat setelah cukai tembakau menambah harga rokok per pak.

Ian, pemilik toko Tembakau Kemebul di pasar Ngemplak, Banjarsari, Solo, mengaku penjualannya makin meningkat setelah cukai tembakau naik.

Advertisement

“Saya buka usaha ini 3 tahun yang lalu, sejak cukai naik. Saya memang menyasar perokok yang keberatan dengan harga rokok produksi, kebanyakan dari tukang becak atau driver gojek, menengah ke bawah pasar saya,” ujarnya kepada Solopos.com Jumat (6/1/2023).

Ian tidak keberatan dengan cukai tembakau, malah pria itu merasa diuntungkan karena pelanggannya bertambah. “Kalau harga dinaikkan orang-orang hanya akan mencari alternatif, ya saya memanfaatkan ceruk itu.”

Advertisement

Ian tidak keberatan dengan cukai tembakau, malah pria itu merasa diuntungkan karena pelanggannya bertambah. “Kalau harga dinaikkan orang-orang hanya akan mencari alternatif, ya saya memanfaatkan ceruk itu.”

Pria itu menegaskan tokonya tidak menjual rokok ketengan. “Saya hanya menjual tembakau, tidak menjual ketengan, `kan juga tidak boleh sekarang,” paparnya sambil tertawa. “Jualan ketengan terlalu besar modalnya, lebih menguntungkan jualan tembakau seperti ini,” tambah pria itu.

Ian menegaskan anak usia di bawah 17 tahun tidak diperbolehkannya membeli tembakau atau rokok lintingan. “Saya suruh mereka pulang, nggak mau tahu saya,” ujarnya. Dari usahanya tersebut, Ian mengaku mendapatkan omzet hariansekitar Rp500.000 perhari.

Advertisement

“Harga tidak masalah, tapi tingwe ini saya bisa eksplor rasa dan varian, beda sekali dengan rokok pabrikan,” jelasnya. Ivan awalnya memakai tingwe setelah melihat teman-temannya melinting rokok sendiri.

“Mereka pamer, harganya bisa murah, saya jadi penasaran, kok malah bisa banyak varian,” jawabnya Jumat (6/1/2023) kepada Solopos.com.

Aren, mahasiswa sekaligus pengelola Tiger Tobacco di  Mojosongo, Jebres, Solo, juga mengaku sejak cukai rokok naik perokok lintingan di tokonya bertambah. “Saya mengelola sejak setengah tahun lalu, makin banyak saja [pembeli] tiap harinya,” ujarnya kepada Solopos.com.

Advertisement

Perbandingan pelanggan antara orang tua dan mahasiswa di Tiger Tobacco berimbang, tidak hanya didominasi oleh tukang becak maupun kelas menengah ke bawah.

Menurut Aren, rokok lintingan lebih irit dan punya banyak varian rasa.  Aren juga berpendapat cukai tidak berpengaruh kepada penjualan rokok lintingan.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) setuju tarif cukai hasil tembakau atau CHT naik menjadi rata-rata tertimbang 10 persen. Kebijakan ini diambil setelah Jokowi bersama jajarannya mengadakan rapat terbatas. Tarif cukai rokok diputuskan naik setelah pemerintah menimbang sejumlah alasan.

Advertisement

“Presiden telah menyetujui untuk menaikkan cukai rokok sebesar 10 persen untuk tahun 2023-2024,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kamis (3/11/2022) seperti dilansir Bisnis.

Menurut Sri Mulyani, kenaikan harga cukai rokok ini berbeda-beda. Tergantung golongan, yakni sigaret kretek mesin (SKM), sigaret putih mesin (SPM), dan sigaret kretek pangan (SKP).

Seperti diungkap Kemenkeu, SKM golongan I dan II akan naik rata-rata antara 11,5 hingga 11,75 persen. Lalu SPM 1 dan II naik di persentase 11 hingga 12 persen. Sedangkan SKP golongan I, II, dan III naik 5 persen.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif