SOLOPOS.COM - Ilustrasi produk UMKM. (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO — Rencana pembatasan perdagangan cross-border (lintas batas) di bawah US$100 atau Rp1,5 juta cukup menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku UMKM yang sudah memanfaatkan ekspor lewat e-commerce Shopee.

Director & Country Head of Sea Indonesia yang membawahi Shopee Indonesia, Kiky Hapsari, mengatakan pelaku ekspor lintas batas lewat Shopee mengkhawatirkan aturan juga dapat berlaku kepada mereka dari negara-negara tujuan ekspor UMKM tersebut.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Hal tersebut dia sampaikan lewat pernyataan resmi yang diterima Solopos.com pada Jumat (11/8/2023). Kiky juga mengatakan kekhawatiran ini telah mereka sampaikan kepada Kementerian Perdagangan sebelumnya.

Kekhawatiran ini menurutnya muncul karena harga rata-rata ekspor ritel produk UMKM Indonesia masih jauh di bawah US$100.

Namun, Kiky mengatakan Shopee akan selalu mendukung semua langkah yang akan diambil pemerintah guna melindungi UMKM tanah air jika memang langkah tersebut bisa memajukan UMKM lokal.

Kiky meneruskan, memajukan dan melindungi UMKM lokal memang menjadi visi Shopee. Dia memastikan perdagangan lintas batas di e-commerce tersebut sudah melalui proses di Bea Cukai yang juga tercatat secara online.

Data yang diterima Solopos.com menunjukkan jumlah impor lintas batas Shopee hanya 1%. Barang yang diimpor juga diklaim tidak berkompetisi langsung dengan produk UMKM Indonesia.

“Kami sudah menutup 13 kategori barang impor cross border seperti arahan Kemenkop UKM pada tahun 2021 lalu,” papar Kiky.

Perdagangan lintas batas yang terjadi di Shopee tidak hanya impor, tetapi juga perdagangan ekspor yang menghadirkan peluang bagi UMKM untuk bisa ekspor produk-produk mereka.

Kiky mengatakan hal tersebut sejalan dengan keinginan pemerintah agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pemain di pasar global.

Saat ini, Shopee juga terus mendukung UMKM lokal untuk mampu ekspor dengan membuka 10 Kampus UMKM tersebar di 10 kota seluruh Indonesia.

Kiky menjelaskan ekosistem tersebut dibangun untuk memastikan produk lokal bisa menembus pasar ekspor dengan mudah lewat mekanisme lintas batas.

Kiky menyebutkan sudah ada 20 juta lebih produk UMKM yang tersedia di pasar Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin.

Lewat program Shopee Ekspor, Kiky yakin target 500.000 UMUM ekspor di tahun 2030 dapat tercapai.

Pemilik UMKM Star Bunnies yang sudah ikut program Shopee Ekspor, Purnama Saputra, mengatakan dirinya tidak takut dengan persaingan bebas dengan seller luar negeri dari perdagangan lintas batas yang ada di Shopee.

“Malah dengan melihat seller luar negeri kami bisa copy modifikasi, bentuknya kami ambil yang menarik dan kelihatan laris dengan harga juga tidak jauh berbeda, jadi kami bisa lebih kreatif mengembangkan style yang diminati pasar,” papar Purnama saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Purnama mengatakan Shopee Ekspor membantunya bisa ekspor secara kecil-kecilan menyesuaikan orderan yang masuk ke sistemnya.

Dia terbantu karena lewat sistem tersebut pihaknya hanya perlu mengirimkan produknya ke gudang Shopee untuk kemudian diteruskan ke negara-negara tujuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya