SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disebut masih memiliki harapan untuk naik ke angka 7.000 sehingga window dressing dan santa claus reli tahun ini akan ada di saham dari beberapa sektor pilihan.

IHSG ditutup merah di posisi 6.779,69 atau turun sebesar 0,48 persen pada penutupan perdagangan Senin (19/12/2022).

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Posisi ini disokong oleh 189 saham yang menghijau, 349 saham melemah dan 170 saham stagnan. Kapitalisasi pasar mencapai Rp9.321,11 triliun sepanjang IHSG yang bergerak di rentang 6.754,08 hingga 6.827,81.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza C. Suryanata mengungkapkan jika NH Korindo menurunkan target saham di angka 7.000 hingga 7.100 sampai akhir tahun.

“IHSG ditutup dibawah 6.800 artinya kita masih harus berjuang, setidaknya kita harus bisa naik ke atas level 6.810 – 6.815 resistant yang paling dekat sampai 6855 baru kita bisa melaju ke pelan-pelan 6.930 kemudian 6.960 dan 7.000,” katanya dalam Webinar bertajuk Santa Claus: Are You Coming to Town?, Senin (19/12/2022) seperti dilansir Bisnis.com.

Baca Juga: IHSG Masih dalam Pengaruh Keputusan The Fed Naikkan Suku Bunga 

Lebih lanjut Liza juga meyakinkan jika IHSG tembus di angka 7.000 hingga 7.100 secara teknikal maka bisa dipastikan window dressing dan santa claus reli akan ada di beberapa pilihan sahamnya.

“Begitu masuk 7.000 sampai 7.100 itu akan jadi target untuk akhir tahun karena seperti seperti yang dilihat mau ke level 7.000 aja kita susah.Mudah-mudahan kita enggak tembus lagi ke bawah 6.750 sampai 6.683. Jadi kalau melihat keadaan seperti ini kita bilang mungkin windows dressing atau santa claus rally-nya ada di saham saham berikut ya,” lanjutnya.

Adapun saham-saham yang disebut Liza akan mengalami window dressing yaitu dari sektor perbankan ada saham BBRI dan BBNI, sektor infrastruktur yaitu EXCL, TOWR dan TBIG. Lalu sektor properti ada saham CTRA dan PWON.

Kemudian dari sektor energi disebutkan window dressing aka nada di saham PTBA dan PGAS dan sektor industri di saham ASII. Lalu sektor consumer non-cyclicals ada saham ICBP, MYOR, KLBF, CPIN dan AALI. Sektor consumer cyclicals yaitu MAPI dan sektor basic industri yaitu SMGR, INTP, INCO, dan ANTM.

Baca Juga: IHSG Diprediksi dalam Tren Bearish, Cek Saham-Saham Ini

Di sisi lain, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) diperkirakan masih bullish melihat hasil kinerjanya yang cemerlang hingga kuartal III/2022 terutama pada segmen emas dan nikel.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan mengatakan, pendapatan ANTM sampai dengan akhir kuartal III/2022 tersebut 84 persen lebih tinggi dari perkiraan analis dan 85 persen lebih tinggi dari konsensus.

Pendapatan ANTM pada sembilan bulan 2022 tercatat sebesar Rp33,6 triliun atau tumbuh 27,7 persen yoy, yang didukung oleh perbaikan volume penjualan dan harga nikel ore.

Sementara itu, margin kotor dan margin operasional sedikit turun karena tingginya biaya produksi feronikel. Sementara laba bersih ANTM tumbuh 53,6 persen ke Rp2,6 triliun karena perbaikan top line.

Baca Juga: Awal Pekan IHSG Diprediksi Menguat, Cek Saham-Saham Berikut

“Kami mempertahankan rating Buy pada saham ANTM dengan target harga di Rp3.400, meskipun kami mengubah perkiraan target pendapatan pada 2022, target harga kami tidk berubah,” jelas Hasan dalam riset, Senin (19/12/2022).

BRI Danareksa Sekuritas juga tetap memasang pandangan bullish pada saham ANTM dan memperkirakan ANTM akan menerima banyak sentimen positif dengan adanya perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Sampai dengan akhir perdagangan Senin, harga saham ANTM terpantau naik 0,99 persen atau 20 poin ke Rp2.040. Secara year to date, harga sahamnya terpantau turun 9,33 persen, dan secara year on year masih tercatat turun 12,45 persen.

Sementara itu harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) kembali melorot di bawah level Rp100 per unit. Pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (19/12/2022), saham GOTO kembali melorot ke level Rp92 per unit.

Saham emiten teknologi itu melorot 4,17 persen dengan nilai transaksi harian mencapai Rp181 miliar. Adapun penurunan saham raksasa teknologi itu mendorong beberapa sekuritas mengeluarkan riset terkait kinerja GOTO.

Baca Juga: IHSG Masih dalam Pengaruh Keputusan The Fed Naikkan Suku Bunga

Mandiri Sekuritas merekomendasikan beli saham GOTO dengan target harga Rp230 per saham. Potensi kenaikan sebesar 140 persen dibandingkan harga penutupan hari ini.

Tim analis Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer dan Ryan Aristo menyoroti poin positif berupa potensi breakeven dari sisi EBITDA secara total yang kemungkinan mencapai tiga perempatnya pada kuartal pertama 2025.



”Kami memasukkan tingkat pengambilan [take rate] e-commerce yang lebih tinggi dan langkah-langkah efisiensi biaya, meskipun menurunkan estimasi GTV [Gross Transaction Value]” ungkapnya dikutip Senin (19/12/2022).

Mereka mengakui bahwa dari sisi pergerakan harga saham masih akan terus terjadi tekanan jual. Meski begitu, imbal hasil risiko jangka panjang GOTO dinilai semakin menarik karena valuasinya telah sesuai dengan Sea (induk Shopee) dan Grab.Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya