Bisnis
Jumat, 18 Desember 2020 - 13:15 WIB

Cola-Cola Amatil Indonesia Raih Penghargaan Solar PV Rooftop Champion 2020

Bc  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia) memiliki atap panel surya terbesar dalam fasilitas produksi di Asia Tenggara (Istimewa)

Solopos.com, SOLO-- Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia) meresmikan pemasangan atap panel surya terbesar dalam fasilitas produksi di Asia Tenggara pada 30 September 2020 lalu.

Panel surya tersebut diletakkan di area atap fasilitas produksi Coca Cola Amatil Indonesia di Cikarang Barat seluas 72.000 meter persegi dengan nilai pemasangan atap panel surya US$5,8 juta (Rp87 miliar).

Advertisement

Atas upayanya tersebut, Coca-Cola Amatil Indonesia menerima penghargaan Solar PV Rooftop Champion 2020 dan kunjungan VII DPR (yang membawahi bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, Riset dan Teknologi, Lingkungan Hidup, Bapedal, BATAN, LIPI, BPPT dan Dewan Riset Nasional).

Sebagai salah satu perusahaan dengan kontribusi terdepan dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Indonesia, Coca-Cola Amatil Indonesia menerima penghargaan Solar PV Rooftop Champion 2020.

Advertisement

Sebagai salah satu perusahaan dengan kontribusi terdepan dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Indonesia, Coca-Cola Amatil Indonesia menerima penghargaan Solar PV Rooftop Champion 2020.

MU Lanjutkan Comeback Tandang Seusai Bekuk Sheffield United

Pembatasi Peningkatan Suhu Global

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) secara virtual dalam ajang The 9th Indonesia Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) ConEx pada 23 November 2020 lalu. Acara ini dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif dan perwakilan dari berbagai institusi dan industri.

Advertisement

Coca-Cola Amatil secara keseluruhan menargetkan setidaknya 60 persen dari kebutuhan energi bersumber dari energi terbarukan dan rendah karbon pada tahun 2020.

“Kami sangat bangga dapat meresmikan fasilitas surya atap di fasilitas manfaktur kami di Cikarang Barat pada bulan September lalu bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Wakil Gubernur Jawa Barat. Panel surya atap tersebut merupakan panel terbesar yang dipasang pada fasilitas manufaktur di kawasan Asia Tenggara, dan kedua di kawasan Asia Pasifik. Ke depan, kami juga berencana untuk memperluas fasilitas panel Surya atap kami kami di fasilitas manufaktur kami yang lain,” jelas Karina.

BPJS Watch: Tidak Ada Dasar Hukum Syarat Vaksin Gratis!

Advertisement

Kunjungan Komisi VII DPR

Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia) menerima kunjungan Komisi VII DPR di fasilitas produksi Cikarang Barat pada 26 November 2020. Kunjungan tersebut untuk melihat lebih lanjut atap panel surya Amatil Indonesia yang diresmikan bulan September 2020 lalu.

Pemasangan atap panel surya tersebut merupakan bentuk komitmen Amatil Indonesia untuk mendukung ambisi pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (greenhouse gas/GHG) sebanyak 29% atau setara dengan 314 juta ton karbondioksida hingga 2030, juga kontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 7, 9, 11, 12, dan 13.

Dalam kunjungan yang disambut oleh Lucia Karina tersebut, Komisi VII DPR menyatakan dukungannya terhadap pengembangan energi baru terbarukan. Sejalan dengan dukungannya yang akan dituangkan dalam bentuk UU Energi Baru Terbarukan yang saat ini masih dalam pembahasan.

Advertisement

 

“Instalasi solar panel CCAI ini bisa menjadi contoh bagi industri lainnya di seluruh Indonesia. Khususnya pada wilayah Jawa Barat yang mempunyai tantangan memiliki kebutuhan listrik paling tinggi di bandingkan daerah lainnya,” ujar Ketua Tim Kunjungan Komisi VII DPR, Ramson Siagiaan.

Proyek energi terbarukan lainnya yang didukung oleh Amatil Indonesia termasuk pengadaan 243,383 mesin pendingin hemat energi (cooler) kepada konsumer, yang dapat menghemat hingga 178 juta kwh energi per tahun, instalasi LED sebagai alternatif pencahayaan alternatif di seluruh pabrik, konversi konversi dari solar, gas alam dan gas alam terkonversi (LNG) untuk pemanas, pembangkit listrik dan forklift sejak 2008.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif