SOLOPOS.COM - Suasana Heika Kopi Mangkunegaran Solo, Jumat (19/5/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution).

Solopos.com, SOLO — Ekosistem kopi di Solo diprediksi terus tumbuh. Hal itu disampaikan oleh Founder PT Indotech Trimitra Abadi, Antonius Agung Nugroho, yang mengembangkan mesin kopi di Solo sejak 2011.

“Kami di Solo fokus mengembangkan mesin kopi karena ekosistem kopi di Solo ini bagus dan terus tumbuh. Ke depan kami fokus mengembangkan produk-produk dalam negeri yang mampu bersaing secara nasional,” papar Antonius kepada Solopos.com di kantornya, Jumat (19/5/2023).

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Menurut Antonius, ekosistem kopi di Solo masih terus berkembang dilihat dari menjamurnya coffee shop.

Selanjutnya perusahaan manufaktur fokus mengembangkannya berkolaborasi dengan SMK dan Pesantren agar lulusan baru banyak yang ingin berkecipung di usaha yang tengah tumbuh itu.

Mesin kopi PT Indotech Trimitra Abadi sudah terjual ke seluruh Indonesia dari Aceh ke Papua. Perusahaan juga sudah ekspansi ekspor ke Malaysia selama setahun terakhir.

Antonius menjelaskan produknya unggul di kualitas dan aftersales yang bagus. Hal itu yang membuat produk perusahaannya bersaing dengan pelaku usaha lokal lain.

Namun, tantangan ada pada persaingan dengan produk mesin kopi impor dari China yang bisa dijual lebih murah sehingga menggiurkan bagi pengusaha kopi lokal. Harga mesin kopi PT Indotech Trimitra Abadi sendiri dimulai dari Rp80 juta.

Saat ini, PT Indotech Trimitra Abadi sedang bekerja sama dengan perusahaan Belanda untuk mengembangkan produk kopi yang dibuat dari bahan-bahan daur ulang seperti kayu, sekam padi, dan bahan alami lain.

Antonius berpendapat jika industri bergeser sangat cepat dan kopi saat ini tumbuh karena sudah menjadi gaya hidup. Dia mengibaratkan kebutuhan minum kopi seperti kebutuhan merokok.

Selain mesin kopi, PT Indotech Trimitra Abadi juga membuat mesin yang menyuplai perusahaan rokok di Sidoarjo, serta memasok perusahaan tambang, minyak, serta gas di Kalimantan.

Perusahaan itu juga memasok spare part untuk permintaan otomotif dan membangun kantor di Cikarang guna memasok permintaan manufaktur di daerah tersebut.

“Awalnya kami berdiri tahun 2010 di Sidoarjo, 2011 masuk ke Solo, 2016 ekspansi ke Balikpapan, dan 2017 dirikan kantor di Cikarang. Akhirnya 2019 mulai membuka usaha konsorsium untuk memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri sesuai permintaan pemerintah,” tutur Antonius.

Antonius mengatakan pengembangan PT Indotech Trimitra Abadi ke depannya akan lebih banyak di Solo karena industrinya dilihat terus tumbuh terutama untuk memenuhi ekonomi kreatif.

Antonius berharap ke depan ada semakin banyak platform pemerintah yang membantu mempromosikan industri dalam negeri. Selama Covid-19 menurut dia perusahaannya hanya terdampak kecil karena dengan cepat melihat celah kebutuhan teknologi yang tinggi.

Sempat selama pandemi, PT Indotech Trimitra Abadi mengembangkan mesin cuci tangan dengan recycle air yang laris manis di sekolah, hotel, dan beberapa rumah sakit. Hotel-hotel di Solo yang menggunakan teknologi tersebut antara lain Aston Hotel dan Harris Hotel.

Menurut Antonius, manufaktur di Solo bisa terus tumbuh karena manufaktur menjadi hulu semua industri.

Operasional Manager SFA Group, Khara Afan Pradananjaya, yang membawahi 6 outlet Heika Kopi di Soloraya, mengatakan bisnis kopi memang terus tumbuh.

“Memang terus tumbuh ya, saya alami sendiri Heika Kopi ini awalnya buka tahun 2020 di Karanganyar malah terus menambah outlet sampai sekarang ada enam, yaitu Karanganyar, Sukoharjo, Mangkunegaran, Sragen, Kartasura, dan Solobaru,” ujar Khara saat ditemui Solopos.com di outlet Heika Kopi Mangkunegaran, Jumat (19/5/2023).

Khara mengatakan tantangan Heika Kopi di bisnis food and beverage (fnb) adalah bersaing dengan jenama kopi lokal lain terutama karena awalnya buka di saat pandemi Covid-19. saat ini menurutnya semakin banyak kopi lokal memiliki inovasi yang bagus.

Menurut Khara, kebutuhan mesin kopi masing-masing jenama kopi disesuaikan dengan kebutuhan dan budget. Saat ini yang populer adalah mesin kopi volumetric dengan takaran volume kopi sudah bisa disesuaikan dan menyeduh secara otomatis.

Mesin-mesin tersebut memiliki kisaran harga sebesar Rp30-80 juta. Khara mengatakan umur pakai bergantung pada pemeliharaan dan penggunaan. Dia juga mengakui ada tantangan mengajarkan barista muda untuk merawat mesin kopi agar terus dapat dipakai.

Khara menjelaskan perkembangan Heika Kopi selanjutnya adalah inovasi produk dan meningkatkan pelayanan untuk memuaskan pelanggan.

Dia juga mengakui setiap bulannya ada penambahan pekerja karena turn over pegawai cepat, terutama untuk posisi barista. Khara juga mengeluh pegawai kelahiran 2000-an tidak ingin bekerja susah dan hanya ingin pekerjaan yang mudah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya