SOLOPOS.COM - Pemilik Mini Bakery, Ratna Anggraini, menunjukkan kue keranjang hasil produksinya di kediamannya, Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo, pada Kamis (25/1/2024). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SOLO — Ratna Anggraini, 50, merupakan salah satu produsen kue keranjang yang eksis di Kota Solo lebih dari 40 tahun. Tak mudah baginya menggeluti bisnis makanan tradisional sebagai generasi kedua.

Saat ditemui Solopos.com, Kamis (25/1/2024), di rumahnya Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo, Ratna mengaku melanjutkan usaha kue keranjang Mini Bakery dari tangan ayahnya mulai 2010.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Ayah Ratna telah membuat kue keranjang sejak 1980-an. Dia memilih meneruskan bisnis keluarga walaupun telah memiliki sebuah restoran dan bisnis kuliner sebelumnya. Ratna berkeinginan usaha milik keluarganya yang telah dirintis lama tetap eksis.

Ratna menyebut perkembangan zaman membuat pola bisnisnya berubah. Namun resep autentik kue keranjang warisan ayahnya tetap dia pertahankan. Baik dari segi bahan dan cara memasak.

Ratna menguraikan saat ini produksi kue keranjang miliknya telah sebanyak dulu, paling sedikit hanya 1-2 kuintal dalam sekali produksi.

Jika dikalkulasikan saat momen perayaan Imlek sebanyak 1-2 ton kue keranjang berhasil dibuat. Dulu, produksi kue keranjangnya bisa mencapai lebih dari 5 ton.

Pesanan kue keranjang mulai berdatangan sejak Desember 2023, hingga hari ini, Kamis (25/2/2024).

Hari ini, dia bahkan sudah 4 kali produksi kue keranjang, masing-masing produksi berjumlah 1 kuintal kue keranjang.

Tahun ini, dia mengaku harus menaikkan harga kue keranjangnya. Pada 2023 lalu, ia membanderol harga kue keranjangnya Rp45.000 per kilogram (kg), saat ini bisa mencapai Rp50.000/kg. Harga bahan baku yang melejit membuat Ratna berputar otak. Gula dan ketan yang menjadi bahan utama, keduanya naik signifikan.

“Gula sama ketan itu naik gila-gilaan, gula dulu tahun lalu sekitar Rp650.000 per karung, sekarang Rp800.000, kami pakai berkarung-karung,” terang Ratna.

Penurunan produksi ini membuat dia hanya mengoperasikan satu tungku pemanas, padahal dulu ayahnya bisa mengoperasikan dua tungku sekaligus. Tungku tersebut mempunyai tinggi hingga 5 meter dengan kedalaman 3 meter.

Untuk menjaga ketahanan kue keranjang buatanya, minimal perlu 12 jam memasak adonan. Dia menjamin kue keranjang miliknya tahan hingga dua pekan.

“Ketan itu kami giling sendiri, jadi enggak pakai ketan instan. Warna cokelat yang dihasilkan itu hasil pengukusan selama 12 jam. Gula pasir itu kami pakai cokelat. Kue dicetak ketika ada yang pesan,” papar Ratna.

Proses pembuatan kue keranjang miliknya membutuhkan waktu hingga tiga hari, dari fermentasi adonan yang membutuhkan waktu semalaman, kemudian pengukusan selama 12 jam, dilanjut pendinginan kurang lebih semalam.

Besar kecilnya api juga harus diperhatikan. Sejak dulu dia masih menggunakan kompor minyak tanah walaupun harganya cukup mahal. Ratna belum berani bereksperimen mengubah cara memasak dan bahan baku warisan dari ayahnya.

Hal ini dia lakukan untuk menjaga kualitas produk. Beragam inovasi Ratna lakukan agar bisnis keluarganya berlanjut, misalnya merambah pemasaran sekarang daring. Dia juga mengombinasikan kue keranjang kacang untuk menambah varian produk.

Berkat varian baru ini, dia mendapat pesanan 125 kg khusus untuk kue keranjang kacang. Kue keranjang buatannya diminati oleh toko-toko di Soloraya, ada juga perusahaan yang memesan sebagai bingkisan perayaan Imlek.

Pekerja Mini Bakery, Yani, 45, mengaku telah bekerja bersama ayah Ratna sejak 1995. Yani yang juga tetangga Ratna ini bertugas mengemas kue keranjang setelah proses pendinginan.

Kue keranjang baru dia kemas setelah ada pesanan. Tidak ada cara khusus dalam mengemas kue keranjang, sehingga dia tidak kesulitan melakukannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya