SOLOPOS.COM - Ilustrasi PHK massal (Freepik).

Solopos.com, SOLO — Pandemi menjadi situasi yang cukup sulit bagi sejumlah pengusaha. Namun, tak semua menjadikan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai pilihan.

Beberapa perusahaan jatuh bangun mengembangkan usaha mereka dengan tetap mempertahankan para pekerja.  Perusahaan Adin Putra Group ini salah satunya.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Adin Putra beralamat di Jl. Arumdalu, Kelasman, Tonggalan, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, bergerak di bidang minyak dan gas.

Managing Director Adin Putra Group, Alexander Enrico, menyebut perusahaannya berkomitmen tidak mau PHK karena yakin setelah Covid-19 kondisi akan normal lagi.

Namun dia mengakui, selama pandemi Covid-19 keuntungan perusahaan dia nomorduakan. Saat itu banyak perusahaan yang menjalankan survival mode.

“Konsumen menyusut, dan dampaknya lumayan signifikan terhadap penjualan. Selama setahun sejak Mei 2020 itu kami survival mode seperti perusahaan lain. Namun kami tidak memilih merumahkan karyawan, memang kami berkomitmen demikian,” paparnya saat dihubungi Solopos.com Senin (23/1/2023).

Alexander menyebut cara menghindari PHK adalah transparan terhadap karyawan. Dia mengakui jika perusahaannya sempat mengurangi gaji karyawan.

“Tapi itu hanya beberapa bulan, tidak sampai setahun. Kami utamakan komunikasi, transparan dan benar-benar terbuka dengan karyawan bagaimana kondisi keuangan kami. Hal itu berhasil menyiasati situasi tidak enak berupa kasak kusuk di belakang terkait pemotongan gaji,” tambah Alexander.

Pria itu juga bersyukur semua staf di Adin Putra Group masih bekerja sampai pasca-pandemi Covid-19.

“Untuk 2023, saya rasa akan banyak perusahaan yang merasakan tuntutan dari investor atau bank. Investor kan sudah pumping uang dari 2020 sampai 2022, sekarang mereka ingin dapat hasilnya. Ya bisa dikatakan akan terlihat di mana uangnya,” ujar Alexander.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Klaten, C. A. Tersierra Rosa, menyebut di Klaten sejauh ini tidak ada perumahan karyawan oleh perusahaan-perusahaannya.

“Tahun 2023 saya prediksi akan ada bargaining antara pengusaha dan buruh terkait kenaikan upah. Diakui oleh para pengusaha kenaikan itu sedikit mengganggu, tapi jika ada kesepakatan antara buruh dan pengusaha maka kemungkinan PHK kecil,” papar Rosa Senin (23/1/2023).

Rosa menyebutkan jika kondisinya buruk mungkin akan kembali seperti awal pandemi, yaitu jadwal masuk pekerja dikurangi 50%, dan komunikasi terkait UMK di Klaten antara buruh dan pengusaha. Hal tersebut diupayakan agar bisa menghindari PHK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya