SOLOPOS.COM - Menkop UKM Teten Masduki meninjau pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2023). (Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat mengaku terbantu dengan kehadiran aplikasi TikTok Shop karena bisa menjangkau pembeli dari seluruh wilayah Tanah Air dan tidak mengenal musim-musim tertentu.

Nadia, penjual perlengkapan ibadah Muslim di Pasar Tanah Abang menuturkan saat musim haji, Ramadhan dan lebaran, banyak orang yang membutuhkan perlengkapan ibadah sebagai suvenir atau oleh-oleh seperti sajadah, mukena, sarung, tasbih, sampai kurma dan air Zam-Zam dalam kemasan sehingga penghasilan meningkat.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Sisanya, 10 bulan itu sepi. Nah, sejak ada TikTok Shop kita fokus jualan di sana, online,” ujar Nadia di Jakarta, Rabu (20/9/2023) dilansir Antara.

Konsumennya jadi lebih banyak lagi, lanjutnya, bahkan jangkauannya lebih luas dari berbagai wilayah di luar Jakarta bahkan dari Papua, Kalimantan, Sulawesi.

Menurut perempuan yang sudah setahun bergabung dengan aplikasi dagang daring itu, toko yang dirintis orang tuanya sejak 1997 itu tak pernah keluar dari Tanah Abang, hingga akhirnya memanfaatkan platform jualan tersebut.

“Live ini benar-benar membantu kami sekali yang awalnya hanya mengandalkan pendapatan dengan cara jualan konvensional, hanya dari orang-orang yang datang ke Tanah Abang. Semenjak TikTok Shop ada, konsumen kami lebih luas lagi sehingga pendapatan lebih besar,” kata pemilik akun @TokoPutriBungsu itu.

Nadia yang saat ini mempekerjakan 11 karyawan dan membuka lapangan kerja baru mempertanyakan wacana pemerintah yang akan melarang keberadaan platform dagang daring tersebut.

“Ketika ada wacana untuk memisahkan fitur jualan di TikTok saya dan teman-teman pedagang di Tanah Abang jadi bingung. Kenapa tidak boleh berjualan di media sosial? Padahal terasa sekali bedanya,” ujarnya.

Sementara itu Nahda Nabilla, affiliator TikTok Shop menambahkan, jika kebijakan pemerintah untuk memisahkan TikTok dengan TikTok Shop jadi dilakukan, yang terdampak bukan hanya seller, tapi juga affiliator dan pemilik UMKM pada umumnya.

“Pastinya lowongan pekerjaan tidak lagi bisa terbuka dengan luas. Malah bisa jadi mereka yang bergantung jualan daring akan mengalami penurunan pendapatan, dan berimbas pada karyawan yang akan kehilangan pekerjaan,” katanya.

Digempur Produk Murah

Pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang mengeluhkan penjualan anjlok akibat digempur produk murah yang dijual di Live Shopping TikTok. Meskipun turut menjajal ikuti penjualan via online, sayangnya sebagian besar produk mereka tak kunjung laris-manis.

Jesica, salah satu penjual pakaian muslim wanita di Blok A, Pasar Tanah Abang mengaku mulai ikut menjual secara live di TikTok Shop dalam setahun terakhir. Namun, menurutnya penjualan di online pun tidak naik signifikan.

“Karena pejualannya lagi anjlok banget di offline storenya, makanya kita juga ikutan online. Soalnya hebohnya TikTok tuh,” ujar Jesica saat ditemui di lapaknya, Selasa (19/9/2023).

Jesica mengaku penjualan secara Live di TikTok rata-rata hanya sekitar 4-5 pakaian. Adapun dia melakukan penjualan secara Live di TikTok Shop selama 4 jam dalam sehari, yakni 2 jam pertama di pagi hari, dan 2 jam sisanya di sore hari jelang tokonya tutup.

Dia mengatakan penjualan di online tidak seramai yang dilakukan para artis dan influencer yang berdagang di TikTok Shop. Hanya akun-akun di FYP yang diserbu para penonton dan pembeli.

Di sisi lain, harga jual produk di TikTok jauh lebih murah dari yang ditawarkan Jesica. Misalnya, di offline store, Jesica menjual bajunya dengan harga Rp350.000, tapi ada produk serupa yang dijual di TikTok Shop dengan harga Rp250.000.

Jesica mengaku tidak membedakan harga jual di toko fisik maupun di online. Musababnya harga tersebut telah dimasukan biaya sewa toko hingga gaji karyawan. Meskipun diakui Jesica kalau TikTok kerap memberikan voucer cashback atau diskon harga pada produk yang dia jual. “Harga bisa dikurangi gara-gara ada voucer dari TikTok langsung, jadi langsung turun [harga] kayak gitu otomatis,” jelas Jesica.

Lebih lanjut, dia membeberkan bahwa tak jarang dirinya menemukan model produk serupa miliknya dengan harga dan kualitas lebih rendah di jual TikTok Shop. Menurutnya, para pembeli tidak bisa membedakan kualitasnya secara langsung hingga kerap beralih pada produk yang lebih murah. Sementara Jesica mengaku membuat produknya sendiri dengan kualitas bahan yang bisa dijamin keasliannya.

“Banyak juga yang tiru-tiru model. Kita kan produksi sendiri. Banyak yang tiru terus bahannya dibedain [kualitasnya] dan harganya dianjlokin. Di kamera kan ketipu kelihatannya, enggak kelihatan kualitas barangnya. Tapi anggapannya kita yang jual mahal,” bebernya.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan saat ini banyak influencer dari kalangan publik figur yang mempromosikan produk impor di platform digital e-commerce maupun social commerce. Aktivitas promosi mereka dianggap telah merugikan pedagang UMKM di pasar fisik maupun pasar digital.

“Memang banyak influencer figur di kalangan artis di medsos yang punya followers banyak mempromosikan produk dari luar. Mungkin ini salah satu penyebabnya [usaha UMKM terpuruk],” ujar Teten di Pasar Tanah Abang Blok A, Selasa (19/9/2023).

Teten menduga adanya arus deras barang impor berupa barang konsumsi yang masuk ke Indonesia dengan harga yang sangat murah. Hal tersebut membuat produk lokal sulit bersaing secara offline maupun online. Padahal, dari segi kualitas produk lokal dinilai lebih baik dari produk impor. “Ini sangat murah [harganya] enggak masuk akal,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya