SOLOPOS.COM - PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyiagakan Satuan Tugas (Satgas) Ramadhan dan Idulfitri (Rafi) 1444 Hijriah. (Istmewa)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyebut pemerintah lewat Pertamina masih melalukan pengkajian terkait dengan pencampuran Pertalite dengan Etanol 7 persen (E7) untuk menjadi Pertamax Green 92.

Campuran ini diketahui telah melalui langkah Pertamina dalam program penghapusan produk bahan bakar minyak (BBM) dengan oktan paling rendah RON 90 atau Pertalite pada tahun depan.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Arifin mengatakan pengkajian Pertalite dan E7 ini meliputi kajian teknis dan emisi yang dihasilkan dari campuran kedua bahan tersebut.

“Lagi dicoba teknisnya oke enggak, kemudian nanti dari emisinya oke enggak,” kata Arifin saat ditemui di Jakarta, Senin (9/10/2023).

Selain itu, Pertamina juga melakukan pengkajian dari segi biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pencampuran dua bahan tersebut.

Lebih lanjut, Arifin menyebut untuk saat ini hal yang perlu diperhatikan sebelum mengembangkan Pertamax Green 92 yakni pengembangan dari Etanol sendiri.

Salah satu cara untuk mengembangkan Etanol, kata Arifin dengan memaksimalkan produksi tebu atau gula didalam negeri untuk dapat mengembangkan pasar Etanol.

Diketahui saat ini Indonesia masih melalukan impor gula ke beberapa negara. Sampai dengan saat ini, impor gula Indonesia diperkirakan bakal menembus kisaran 6 juta ton.

“Sekarang aja gula kita masih impor, kita harus kembangin kebun tebu, kemudian maksimalkan produksi gula dalam negeri,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengkaji penghapusan produk bahan bakar minyak (BBM) dengan oktan paling rendah RON 90 atau Pertalite pada tahun depan.

Kebijakan itu seiring dengan komitmen perusahaan migas pelat merah itu untuk menekan gas buang dari bahan bakar kendaraan.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengatakan perseroan bakal menaikkan angka oktan dari Pertalite saat ini menjadi RON 92 lewat pencampuran dengan etanol 7 persen (E7) mulai tahun depan.

Hasil bauran bensin dengan kandungan 7 persen turunan tetes tebu itu nantinya menghasilkan produk baru, Pertamax Green 92.

“Ini kita lanjutkan sesuai dengan rencana Program Langit Biru tahap dua, di mana BBM subsidi kita naikkan dari RON 90 ke RON 92. Karena aturan KLHK itu menyatakan oktan number yang boleh dijual di Indonesia itu minimal 91,” kata Nicke saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII di DPR, Jakarta, Rabu (30/8/2023).

Namun, Nicke menyatakan kajian yang dinamakan Program Langit Biru Tahap 2 tersebut masih dilakukan secara internal dan belum diputuskan.

“Program tersebut merupakan hasil kajian internal Pertamina, belum ada keputusan apapun dari pemerintah. Tentu ini akan kami usulkan dan akan kami bahas lebih lanjut,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Pertalite Bakal Diganti Pertamax Green 92, Begini Progresnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya