Bisnis
Minggu, 11 Februari 2024 - 16:05 WIB

Cegah Kelangkaan Produk, Pengusaha Ritel Minta Relaksasi HET Bahan Pokok

Newswire  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bahan pokok yang dijual di gerai ritel modern. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) meminta Pemerintah untuk merelaksasi harga eceran tertinggi (HET) dan harga acuan lainnya bahan pokok seperti beras, gula, dan minyak goreng yang berpotensi terus mengalami kenaikan pada Februari 2024.

Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey menyampaikan, perubahan HET perlu dilakukan agar peritel dapat terus menyediakan bahan pokok guna mencegah kekosongan atau kelangkaan di gerai-gerai ritel modern.

Advertisement

“Kami memerlukan sikap Pemerintah dan pihak berwenang untuk merelaksasi pula aturan main HET yang ditetapkan sehingga peritel dapat terus membeli, menyediakan dan menjual kebutuhan pokok bagi masyarakat,” ujar Roy saat dikonfirmasi Antara di Jakarta, Minggu (11/2/2024).

Relaksasi ini bertujuan mencegah kekosongan dan kelangkaan bahan pokok, terlebih pada Februari 2024 para peritel mulai melakukan pembelian dari produsen guna persiapan pasokan Ramadhan dan Idul Fitri di gerai ritel modern.

Advertisement

Relaksasi ini bertujuan mencegah kekosongan dan kelangkaan bahan pokok, terlebih pada Februari 2024 para peritel mulai melakukan pembelian dari produsen guna persiapan pasokan Ramadhan dan Idul Fitri di gerai ritel modern.

Aprindo juga meminta agar ada koordinasi dan komunikasi yang intensif antara kementerian/lembaga dengan para pelaku usaha di sektor hulu (produsen) hingga hilir (peritel) untuk menghadirkan kebijakan yang berorientasi pada urgensi dan solusi adaptif.

“Maka permasalahan anomali harga bahan pokok dapat terkelola dan terkendali dengan baik,” kata Roy.

Advertisement

Aprindo juga menyebut bahwa kenaikan harga disebabkan oleh produsen yang menaikkan harga di atas HET, sehingga peritel terpaksa ikut menyesuaikan dengan harga beli (tebus).

Roy menyampaikan, kenaikan harga dari produsen dapat menyebabkan kekosongan atau kelangkaan bahan pokok di gerai ritel modern Indonesia.

Menurut Roy, kelangkaan yang terjadi di kemudian hari mampu menimbulkan panic buying atau pembelian secara berlebihan karena takut kekurangan stok.

Advertisement

Pada peritel saat ini disebut mulai kesulitan mendapatkan suplai beras untuk tipe premium lokal kemasan 5 kilogram. Keterbatasan ini disebabkan karena masa panen diperkirakan baru akan terjadi pada pertengahan Maret 2024.

Selain itu, belum masuknya beras tipe medium (SPHP) yang diimpor pemerintah juga menjadi penyebab kelangkaan dan tingginya harga beras.

“Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara suplai dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan HET beras pada pasar ritel modern dan pasar rakyat,” kata Roy.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif