SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang. (Freepik.com).

Solopos.com, SOLO – Momentum Ramadan mendorong peningkatan konsumsi masyarakat yang tercermin dalam uang yang keluar dari Bank Indonesia (BI) melalui kegiatan penarikan atau outflow.

Sementara uang yang masuk atau inflow pasca-Lebaran diperkirakan lebih tinggi dari outflow Ramadan yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Soloraya.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo menyiapkan uang kartal baru yangselama periode Lebaran senilai Rp6 triliun.

Uang kartal baru itu berasal dari dua sumber, yakni Bank Indonesia dan transaksi antar bank. Nominal uang dari BI senilai Rp4,1 triliun. Sedangkan, nominal transaksi antarbank senilai Rp1,9 triliun.

Realisasi outflow penukaran uang baru dari BI senilai Rp2,684 triliun atau sebesar 64 persen. Sedangkan, realisasi outflow transaksi antarbank senilai Rp1,3 triliun.

Total outflow penukaran uang baru sekitar 65 persen per 12 April.

Outflow periode Ramadan diperkirakan meningkat 7,03 persen secara YoY dibandingkan tahun lalu. Apabila outflow meningkat maka tingkat konsumsi masyarakat juga melesat,” kata Kepala KPw BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, Kamis (13/4/2023).

Porsi outflow peride Ramadan melalui perbankan sebesar 99 persen dan satu persen melalui kas keliling atau penukaran nonbank. Artinya, masyarakat memilih melakukan penukaran uang di lembaga perbankan.

Joko menyebut uang yang masuk atau inflow pasca-Lebaran diperkirakan lebih tinggi dibanding outflow periode Ramadan. Uang tersebut berasal dari para pemudik yang pulang ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran bersama keluarga.

“Setelah Lebaran, kami bakal mendapatkan uang inflow dari bank sebesar 150 persen. Uangnya dari pemudik yang mengambil uang dari daerah perantauan dibelanjakan di wilayah Soloraya,” ujar dia.

Hal ini dipastikan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi pasca-Lebaran di Soloraya. Aktivitas ekonomi bakal kian menggeliat mulai dari sektor jasa, perhotelan, restoran, transportasi, hingga usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Sementara itu, Tim Implementasi Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah dan Manajemen Intern KPw BI Solo, Bayu mengatakan kondisi outflow periode Ramadan berbeda-beda di setiap daerah.

Hal ini berkorelasi dengan tingkat perekonomian masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.

“Di Soloraya, uang kartal yang diminati justru pecahan Rp5.000 bukan uang dengan nominal lebih besar. Beda lagi di Jakarta, uang kartal yang diminati pecahan Rp50.000 dan Rp100.000,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya