SOLOPOS.COM - Area Manager BSI Solo, Hari Nopa Kurniawan (dua dari kiri), memperlihatkan penandatangan kolaborasi program pemberdayaan UMKM berkelanjutan di Kooken Cafe and Resto, Kelurahan Kauman, Solo, Selasa (14/3/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO – Akselerasi pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) guna mewujudkan kawasan kuliner halal membutuhkan kolaborasi baik dari segi peningkatan kapasitas keterampilan, pembiayaan, hingga pemasaran.

Hal ini bagian dari program strategis dalam menyokong gerakan nasional Global Halal Hub untuk mewujudkan Indonesia sebagai produsen produk halal dunia pada 2024. Pemerintah mencanangkan gerakan nasional Global Halal Hub guna mengoptimalkan potensi dari produk halal di Indonesia.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Terlebih, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar dalam industri halal. Industri halal termasuk kawasan kuliner halal diperkirakan menjadi sumber mesin pertumbuhan ekonomi baru dengan pengembangan UMKM di setiap daerah.

Di Kota Solo, potensi industri halal dirintis di Kampung Wisata Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon. Selain potensi wisata, Kampung Kauman juga memiliki potensi kuliner halal yang menjadi keunikan dan nilai jual untuk menarik wisatawan. Beragam acara atau event kuliner halal dan UMKM syariah kerap digelar di lokasi tersebut.

Mulai dari Festival Kuliner Halal yang menawarkan beragam makanan tradisional dan khas dari Solo. Event itu digelar pada awal 2022 yang menjadi kegiatan perintis dalam percepatan pemulihan ekonomi daerah setelah diterjang badai pandemi Covid-19 selama lebih dari dua tahun. Kemudian, pelatihan peningkatan capacity building dengan target sasaran para pelaku UMKM.

PT Bank Syariah Indonesia (BSI) terus mendukung penuh inisiatif-inisiatif penguatan segmentasi UMKM guna mendukung ekosistem industri halal. “Bank Syariah Indonesia berupaya membantu UMKM agar lebih maju dan berkembang. Kami berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk mengembangkan Islamic Ecosystem, termasuk industri halal,” kata Area Manager BSI Solo, Hari Nopa Kurniawan, di sela-sela acara kick off program pemberdayaan UMKM berkelanjutan dan pengembangan pengembangan kawasan UMKM halal di Kampung Kauman, Solo, Selasa (14/3/2023).

BSI Solo juga kolaborasi untuk menciptakan industri halal di Soloraya. Pemberdayaan UMKM juga dilakukan di Jayengan, Solo, serta menjalin kerja sama dengan beberapa masjid di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Juga lembaga pendidikan dan pondok pesantren di Soloraya.

Wawan, sapaan akrabnya, menyampaikan kawasan UMKM halal bakal memberikan kontribusi positif terhadap pemerataan perekonomian daerah serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Tahun lalu, BSI menjadi pembayar zakat terbesar di Indonesia senilai Rp122 miliar. Setelah dua tahun merger, laba BSI naik drastis sehingga menduduki rangking keenam secara nasional. Komitmen kami untuk berkolaborasi dengan UMKM untuk menggali potensi industri halal,” ujar dia.

Sementara itu, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Solo, Ibrahim Fatwa Wijaya, menyampaikan tak mudah mewujudkan ekosistem halal di Solo dan sekitarnya. Dia mencontohkan belum semua produk UMKM memiliki label sertifikat halal. Sebagian pelaku usaha belum memahami manfaat sertifikat halal guna mendapat pengakuan halal dan daya saing produk.

Padahal, sertifikat halal bagian dari penguatan daya saing dan kapasitas pelaku UMKM menuju ekosistem kuliner halal. Pemerintah juga membuka pintu selebar-lebarnya bagi pelaku UMKM yang hendak mengurus pembuatan sertifikat halal lantaran tidak dipungut biaya alias gratis.

“Produk yang telah mengantongi sertifikat halal berarti telah mendapat pengakuan kehalalan dari otoritas yang berwenang. Ini penting untuk menjamin produk yang beredar di pasaran,” ujar dia.

Sebelumnya, BSI dan BSI Maslahat berkomitmen membantu pelaku UMKM berkelanjutan dan pengembangan kawasan UMKM halal di Kampung Kauman, Solo. Program UMKM BSI berupa pelatihan peningkatan kapasitas mustahik meliputi kuliner, craft, dan batik selama tujuh bulan guna membentuk ekosistem kewirausahaan.

Kick off peluncuran program pemerdayaan UMKM berkelanjutan dilaksanakan di Kooken Cafe dan Resto di Kampung Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Selasa (14/3/2023). Lurah Kauman, Nursalim mengapresiasi program UMKM berkelanjutan melalui pelatihan kuliner, batik, dan craft. Menurutnya, Kampung Kauman memiliki potensi UMKM yang bisa dikombinasikan dengan potensi wisata sehingga muncul wirausahawan yang mengangkat keunikan dan kearifan lokal.

“Kami berharap program ini bisa mencetak wirausaha baru di Kampung Kauman. Pemberdayaan dan pengembangan UMKM dilakukan secara berkelanjutan,” ujar dia. Sementara itu, Ketua Koperasi Sarikat Dagang Kauman, Muhammad Yuli menyampaikan ada tujuh program pelatihan yakni, pembuatan tempe keripik, ampyang, keripik pisang, balung ketek, batik, craft, dan menjahit.

Setiap program pelatihan dilaksanakan setiap bulan dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang. Para peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk memudahkan penyaluran dana stimulan dan peralatan. “Total ada tujuh kali pertemuan selama tujuh bulan. Para peserta merupakan mustahik yang berdomisili di Kampung Kauman, Solo,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya