SOLOPOS.COM - Sejumlah petugas damkar berusaha memadamkan bus Rosalia Indah yang terbakar di Tol Solo-Semarang, Ampel, Boyolali, Sabtu (16/3/2024). (Istimewa/Satlantas Polres Boyolali)

Solopos.com, SOLO — Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut dua hal yang harus dijadikan pelajaran atas insiden terbakarnya dua kali Bus Rosalia Indah, yaitu program pemeliharaan bus dan mekanisme pemeliharaan baterai.

Diketahui, Bus Rosalia Indah ludes terbakar di Tol Solo-Semarang KM 478+600 B Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Sabtu (16/3/2024) sore. Senior Investigator KNKT, Ahmad Wildan menyebut Bus Rosalia Indah sebelumnya pernah terbakar di Kabupaten Banyumas pada Senin (1/4/2019) lalu.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Menurutnya, dua kebakaran ini mempunyai pola yang mirip yaitu terbakar dari ruang baterai. Dalam Laporan Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pada peristiwa kebakaran 2019 lalu, ditemukan faktor yang berkontribusi pada terbakarnya Bus Rosalia Indah adalah maintenance program (program pemeliharaan) bus yang kurang baik.

Oleh sebab itu, menurut Wildan, hal ini mengakibatkan menurunnya kondisi teknis bus. Khususnya yang terkait kelistrikan sehingga berisiko terbakar pada saat dioperasikan. Di samping juga pada saat perancangan/pembuatan terdapat beberapa hazard/risk yang bias memicu terjadinya kebakaran bus.

Pada 2019 lalu, Wildan menjelaskan bad connection yang mengakibatkan hubungan pendek ataupun arcing yang dipicu buruknya kondisi baterai. Karena mekanisme pemeliharaan baterai yang tidak terkontrol disamping juga terdapat instalasi, penggunaan material kabel, connector, dan lainnya yang tidak sesuai dengan standar practice industry.

“Untuk yang terbakar kali ini KNKT tidak melakukan investigasi dan tidak punya cukup faktual untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Hanya informasi dari awak bus bahwa sumber api pertama kali terlihat dari area bagian kanan belakang bus [dimungkinkan ruang baterai]. Selebihnya tidak punya informasi lainnya yang dapat menjelaskan hal ini,” terang Wildan saat dihubungi Solopos.com, pada Minggu (17/3/2024).

Berkaca dari kejadian 2019 lalu, Wildan menyebut PO Rosalia Indah sudah memiliki sistem manajemen keselamatan (SMK) untuk menjamin keselamatan armadanya. Namun demikian, berdasarkan wawancara dan temuan di lapangan SMK dimaksud belum cukup efektif untuk dapat menemukenali hazard.

“Me-report-nya serta melakukan mitigasi, oleh sebab itu direkomendasikan agar PO Rosalia Indah melakukan review terhadap SMK perusahaan. Terkait prosedur pemeliharaan armada, agar di-review kembali prosedur serta standar pemeriksaan, penggantian dan pemasangan spare part dengan mengacu ke standar practice industry,” kata dia.

Wildan menjelaskan khusus prosedur pemeliharaan baterai, agar memperhatikan panduan perawatan baterai sesuai pabrikasi. Sedangkan pemeliharaan sistem kelistrikan, agar dalam melakukan perbaikan Rosalia Indah memperhatikan wiring diagram bus bersangkutan serta standar industry instalasi dan materialnya.

Karena, lanjut Wildan, dari temuan pada bus yang sudah beroperasi ditemukan adanya potensi hubungan pendek atau short circuit (SC) dan arcing pada jaringan kelistrikan engine maupun body akibat proses instalasi maupun penggunaan material yang tidak standar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya