SOLOPOS.COM - Ilustrasi upah pekerja. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Kelompok buruh Jawa Tengah yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jateng mengaku kecewa dengan penentuan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2024.

Pasalnya, tuntutan buruh yang menginginkan kenaikan pada angka 15% tidak dapat dipenuhi.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Pemerintah daerah saat ini saya lihat tidak menggunakan logika yang sesuai dengan fakta. Kita menyandang predikat upah terendah nasional dengan kenaikan 4,02%, ini justru men-downgrade posisi kesejahteraan teman-teman buruh di Jawa Tengah,” ucap Sekretaris KSPI Jateng Aulia Hakim, Kamis (23/11/2023).

Kepada Bisnis, Aulia menyebut Pj. Gubernur Jawa Tengah tidak berani mengambil terobosan dalam penyusunan UMP 2024. Sebab, PP No.51/2023 yang dijadikan pedoman dalam menghitung UMP 2024 masih berada di bawah angka pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah.

Kondisi tersebut, menurut Aulia, melanggengkan sitem upah murah di Jawa Tengah. Kondisi tersebut bertolak belakang dengan tren masuknya investasi khususnya dari Penanaman Modal Asing (PMA).

“Ngapain investasi kalau tidak bermanfaat, artinya harus diimbangi dengan kenaikan upah,” ucapnya.

Kelompok buruh juga mempertanyakan struktur skala upah yang selama ini dirasa tidak memuaskan. Di beberapa daerah, masih ditemui perusahaan yang tidak menerapkan struktur skala upah bagi pekerja dengan masa kerja di atas satu tahun.

“Apa dampak ketika perusahaan tidak melaksanakan struktur skala upah? ada sanksinya, tapi hanya indah di atas kertas. Tidak ada maknanya. Artinya, struktur skala upah ini hanya menurupi tujuan mereka yaitu politik upah murah untuk menarik investasi,” jelas Aulia.

Aulia menyebut kelompok buruh Jawa Tengah bakal terus mengawal pembahasan upah minimum tersebut di tingkat kabupaten dan kota.

Selain konsolidasi antar serikat pekerja, aksi demonstrasi hingga tuntutan hukum sudah disiapkan apabila penentuan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2024 dirasa belum sesuai.

“Kami akan mempertimbangkan mogok nasional di awal Desember. Ini masih kami pertimbangkan plus minusnya, karena kalau mogok kerja tidak full power, akan berat. Kami juga sudah menyiapkan advokasi,” jelas Aulia.

Di sisi lain, kelompok pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng menyambut positif kenaikan UMP 2024 di angka 4,02%.

“Kepentingan buruh dan kepentingan pertumbuhan investasi diperhatikan. Harapan saya, UMK juga demikian,” ucap Ketua Apindo Jateng Frans.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Kecewa UMP 2024, Buruh Jateng Lanjut Kawal Pembahasan UMK 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya