SOLOPOS.COM - Ilustrasi paylater. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Beberapa Warga Solo mulai jamak menggunakan jasa gesek tunai (gestun) paylater atau cara mencairkan saldo limit paylater menjadi bentuk uang tunai.

Mereka mengaku terbantu dengan adanya penyedia jasa gestun paylater yang kian berkibar di media sosial.

Promosi Fokus Transformasi, Telkom Bagikan Dividen Rp17,68 Triliun atau Tumbuh 6,5%

Warga Solo yang menggunakan gestun paylater menyebut bisa menghabiskan Rp500.000 hingga Rp2 juta sekali ambil. Uang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga mebayar utang.

Cara gestun paylater juga cukup sederhana, hanya perlu melakukan transaksi fiktif ke e-commerce dari penyedia jasa. Pengguna jasa nantinya mendapatkan uang sesuai dengan transaksi fiktif tersebut yang ditransfer melalui rekening.

Pengguna jasa kemudian tinggal membayar bunga lima hingga 15 persen saat melakukan pencairan dana.

Warga Solo yang menggunakan jasa gestun paylater adalah Ahmad Riyadi, 31, asal Tipes, Serengan yang bekerja sebagai pelayan di salah satu restoran.

Saat ditemui Solopos.com, ia mengatakan sudah menggunakan jasa gestun paylater sejak tahun lalu dan sudah empat kali bertransaksi di penyedia jasa yang sama.

“Saya awalnya tahu jasa gestun paylater ini dari media sosial, awalnya ragu, tapi karena kepepet akhirnya saya coba pakai jasa di salah satu penyedia. Awalnya mencairkan Rp500.000 terus yang kedua Rp1 juta dan dua kali itu Rp2 juta,” jelasnya, Jumat (31/6/2023).

Ahmad melanjutkan, uang tersebut digunakannya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ia menyebut, pendapatannya saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan. Ahmad juga mengatakan harus memberikan uang saku kepada adiknya yang masih berkuliah.

“Yang pertama itu buat memenuhi kebutuhan, bensin sampai rokok. Terus dua kali itu karena kepepet harus bayar kos-kosan dan memberikan uang saku ke adik saya yang baru semester satu. Setiap transaksi ada biaya jasa sekitar 10 persen, semakin besar transaksinya biaya jasanya semakin besar,” tambahnya.

Ahmad juga menjelaskan, saat ini merasa kesulitan membayar, setelah empat kali melakukan transaksi menggunakan gestun paylater.

Ia mengatakan, akhirnya kembali menggunakan pinjaman online (pinjol) yang akunnya sempat ditutup.

“Sekarang sudah terasa, per bulan harus bayar Rp2 juta, sedangkan gaji saya hanya Rp2,7 juta dan masih harus menabung buat bayar spp adik saya juga. Akhirnya sekarang saya pakai pinjol lagi biar ketutup tagihannya,” ucapnya.

Pengalaman serupa diceritakan oleh pegawai swasta asal Jebres, Khadijah Nur Fitria, 29.

Ia mengatakan sudah dua kali mengguakan jasa gestun patyalter. Khadijah menyebut, awalnya tertarik dari sejumlah iklan di media sosial.

“Kebetulan waktu itu sedang kesulitan dana, dan akhirnya memberanikan diri mencoba. Mulainya Rp250.000 dan sekarang Rp2 juta, itu buat kebutuhan saya liburan sama beberapa buat jajan,” jelasnya.

Bagi Khadijah, adanya gestun paylater ini cukup membantu dan sebagai alternatif dari pinjol. Ia menyebut, keuntungan dari gestun paylater yang memiliki bunga lebih kecil dibandingkan pinjol.

“Pinjol sudah sangat ngawur bunganya, bahkan sepertinya mengakali aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), banyak yang bunganya 1 persen per hari, kalikan 30 hari sudah 30 persen per bulan. Sedangkan kalau gestun paylater cuman lima persen, paling banter itu 15 persen,” kata dia.

Ilegal

Dilansir dari Traveloka.com, meskipun terlihat menggiurkan, gestun memiliki banyak dampak negatif karena bersifat ilegal.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.11/11/PBI/2009 pasal 8 ayat 2,gesek tunai termasuk dalam pengertian “tindakan yang merugikan”.

Dengan terlibat dalam praktik gestun, pengguna tak hanya akan dirugikan, tapi kamu juga melanggar hukum.

Umumnya, para agen gestun akan menarik korban dengan janji uang cair cepat, bahkan dalam hitungan menit.  Janji menggiurkan ini bisa membuat para korban gelap mata dan langsung menerima tawaran.

Tapi, pada akhirnya korban harus membayar tagihan dengan jumlah jauh lebih banyak dari uang yang diterima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya