SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Solo tetap memprioritaskan penyaluran beras dari petani lokal meski telah menerima beras impor.

Pemimpin Cabang Bulog Solo, Andy Nugroho, menjelaskan beras impor masih disimpan di gudang Bulog Solo sebagai antisipasi ketika produksi beras lokal terganggu, misalnya karena cuaca buruk dan adanya kendala distribusi. Saat ini ada sebanyak 5.000 ton beras impor di gudang Bulog Solo.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Kami simpan di gudang untuk antisipasi, misal secara produksi terganggu karena cuaca buruk ataupun distribusi enggak lancar,” ujar Andy pada Senin (25/3/2024).

Untuk terus menjaga ketersediaan stok, pihaknya mengaku terus melakukan penyerapan gabah atau beras di tingkat petani baik secara komersial ataupun penugasan.

Menurut Andy, beberapa wilayah di Soloraya telah memasuki masa panen raya, sehingga dia mengaku harus mengamankan atau menjaga harga di tingkat produsen.

“Di Bulog ini memang juga mengamankan harga di produsen agar tidak anjlok atau jatuh, dan juga mengamankan harga di konsumen supaya tidak bergejolak tinggi,” tambah Andy.

Andy menguraikan dengan adanya gerakan pangan murah (GPM) dan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) bisa bermanfaat untuk warga untuk membeli sembako murah.

Selain itu, dengan adanya upaya ini, menurutnya mampu menurunkan harga beras secara berkala, apalagi saat ini telah memasuki panen raya.

“Jadi saya optimitis nanti harga beras ini akan kembali mendekati normal,” ujarnya.

Bulog Solo juga memastikan ketersediaan stok bahan pangan selama Lebaran. Andy menyebut saat ini stok beras di gudang Bulog Solo sebanyak 7.500 ton, gula sebanyak 50 ton, dan minyak goreng sebanyak 50.000 liter.

“Kami dari Bulog Solo tentunya untuk persediaan beras kami pastikan aman,” kata dia.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga saat Ramadan hingga Lebaran nanti, Andy mengaku rutin melakukan program SPHP baik untuk beras dan jagung. Hal ini bertujuan untuk menjaga harga kebutuhan pangan tetap stabil.

Dikutip dari Bisnis.com, Selasa (26/3/2024), Perum Bulog telah menyiapkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak sebanyak 1,4 juta ton. Diyakini stok tersebut cukup untuk menghadapi Bulan Puasa dan Lebaran.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyatakan stok tersebut sangat cukup untuk melaksanakan program-program pemerintah seperti bantuan pangan beras.

“Ini sangat cukup untuk kebutuhan penyaluran bantuan pangan beras sampai dengan Juni, penyaluran stabilisasi pasokan dan harga pangan [SPHP], dan menghadapi puasa serta Lebaran,” kata Bayu dalam keterangan tertulis, Jumat (16/2/2024).

Bantuan pangan beras kembali disalurkan per 15 Februari 2024, setelah sebelumnya sempat dihentikan pada 8-14 Februari 2024 untuk menghindari adanya politisasi terhadap program tersebut. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat bantuan pangan beras telah terealisasi sebanyak 185.000 ton hingga 7 Februari 2024.

Bantuan ini ditujukan kepada 22.004.077 atau 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) berdasarkan data pensasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem (P3KE) yang dikelola oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

Bantuan pangan beras merupakan salah satu instrumen pemerintah dalam menjaga stabilitas harga beras yang mengalami lonjakan lantaran belum masuk musim panen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya