Bisnis
Jumat, 22 Juli 2022 - 07:10 WIB

Bulog Kembangkan Beras Premium Varietas Lokal, Begini Alasannya

Newswire  /  Ahmad Mufid Aryono  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja Perum Bulog mengepak beras di Sentra Penggilingan Padi atau Modern Rice Milling Plant (MRMP) di Kendal, Jawa Tengah, Kamis (21/7/2022). (Solopos.com/Antara)

Solopos.com, KENDAL–Perum Bulog tengah mengembangkan beras premium dari varietas padi lokal dengan tetap memperkuat produk komersial beras.

Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan program ini dilakukan untuk mengembalikan nama varietas asli Indonesia yang mulai redup oleh aneka bibit padi baru, seperti IR yang bisa panen tiga kali dalam setahun.

Advertisement

“Kami tidak semata-mata untuk cari keuntungan, tetapi juga tidak cari kerugian, penting untuk mengembalikan produksi asli varietas Indonesia,” ujarnya saat mengunjungi pabrik pengolahan gabah beras modern di Kendal, Jawa Tengah, Kamis (21/7/2022).

Budi mengungkapkan rata-rata usia tanam varietas padi Indonesia sekitar enam bulan sampai tujuh bulan.

Advertisement

Budi mengungkapkan rata-rata usia tanam varietas padi Indonesia sekitar enam bulan sampai tujuh bulan.

Hal ini membuat biaya produksi lebih tinggi yang menjadikan beras lokal cenderung lebih mahal.

Baca Juga: Stok Beras di Wonogiri Aman hingga Akhir 2022

Advertisement

Beras ini diproduksi tidak banyak dan hanya bisa ditanam di daerah Solok, Sumatra Barat, dengan harga gabah lebih dari Rp6.000 per kilogram.

Beras merek Anak Daro laku dengan harga Rp14.000 sampai Rp16.000 per kilogram.

“Ini beras varietas lokal yang dikemas khusus dengan harga khusus. Orang Sumatra Barat makan beras Anak Daro justru meningkatkan status sosial,” kata Budi.

Advertisement

Buwas menyatakan Bulog melibatkan para petani binaan di sejumlah daerah sentra beras sekaligus menginventarisasi beragam padi varietas lokal dari Aceh sampai Papua.

Baca Juga: Stok Beras Sukoharjo Aman Lur! Produksi Berlimpah Naik Ribuan Ton

Sebelumnya, Bulog telah memiliki 10 unit infrastruktur pengolahan beras modern atau modern rice milling plant (MRMP) yang tersebar di Kendal dan Sragen di Jawa Tengah; Bojonegoro, Magetan, Jember, dan Banyuwangi di Jawa Timur; Subang dan Karawang di Jawa Barat; Bandar Lampung di Lampung; Sumbawa di Nusa Tenggara Barat.

Advertisement

Sementara itu, tiga tambahan MRMP yang akan dibangun selanjutnya terletak di Dompu, Nusa Tenggara Barat, dan dua unit lainnya di Sulawesi Selatan yang akan memasuki studi kelayakan.

Pembangunan infrastruktur MRMP bertujuan membantu petani dan menyederhanakan alur proses pengolahan beras yang terpusat dalam fasilitas pengolahan gabah hasil panen berbasis teknologi modern yang terdiri atas mesin pengering, unit penggilingan padi sebagai mesin konversi gabah menjadi beras dengan dilengkapi teknologi penyortir warna.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif