Bisnis
Selasa, 20 Juni 2023 - 20:55 WIB

Bukan untuk Belanja, Mayoritas Orang Datang ke Mal untuk Jajan

Galih Aprilia Wibowo  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana foodcourt di Solo Grand Mall, Kota Solo, pada Jumat (2/6/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO – Fenomena online shopping membuat industri ritel di pusat perbelanjaan atau mal makin ditinggalkan konsumen. Konsumen merasa lebih menyukai berbelanja di lokapasar.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di Transmart Pabelan, Sukoharjo, pada Selasa (20/6/2023), lalu lintas pembeli di lantai III transmart yang menjual kebutuhan sehari-hari tampak lengang. Sementara itu di Indomaret di kawasan Jl. Garuda Mas, Kartasura, Sukoharjo terlihat ramai. Konsumen terlihat membeli produk makanan atau minuman dengan skala kecil.

Advertisement

Salah satu pengunjung, Putri, mengaku tidak mempunyai preferensi khusus ketika memilih toko ritel. Kebetulan gerai Indomaret yang cukup mudah dijangkau, karena relatif mudah ditemukan. Ia juga mengaku sering memenuhi kebutuhannya dengan berbelanja di toko kelontong.

Biasanya ketika berkunjung ke pusat perbelanjaan ia hanya memilih untuk rekreasi bukan untuk berbelanja. Rekreasi tersebut ia contohkan dengan menonton bioskop, jajan di foodcourt, dan beli barang, tapi tidak untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Menurutnya, ritel di mal lebih mahal.

Advertisement

Biasanya ketika berkunjung ke pusat perbelanjaan ia hanya memilih untuk rekreasi bukan untuk berbelanja. Rekreasi tersebut ia contohkan dengan menonton bioskop, jajan di foodcourt, dan beli barang, tapi tidak untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Menurutnya, ritel di mal lebih mahal.

“Kalau ke mal paling nonton dan beli barang, jajan,” ujar Putri saat ditemui Solopos.com, pada Selasa. Ia lebih memilih produk kebutuhan fesyen di marketplace. Referensi ukuran dan model yang cukup banyak menjadi daya tarik.

Warga Solo lain, Novia, mengaku lebih suka berbelanja di Hypermart dibandingkan Transmart dan Indomaret. Akses ke Hypermart hanya berada di pusat perbelanjaan dan memudahkan ia ketika harus mencari hiburan lain. Misalnya dengan jajan di foodcourt ataupun sekadar melihat-lihat barang.

Advertisement

Perilaku berbelanja yang dilakukan konsumen mayoritas dilakukan dengan online shopping. Dengan alasan, menghemat waktu dan tenaga, bisa membandingkan harga produk, dan mendapatkan cashback.

Dosen Ekonomi Pembangunan, Nurul Istiqomah, menilai ketika masyarakat pergi ke mal, mereka lebih suka untuk window shopping serta wisata kuliner dibandingkan dengan belanja langsung. Dia menyebut sekarang ini pasar e-commerce sudah merebut pembeli potensian pusat pembelanjaan menjadi pembeli ritel.

“Sehingga mungkin yang bisa dilakukan oleh manajemen pusat pembelanjaan adalah membuat mal tersebut ada aktivitas what to do-nya selain what to see [window shopping] dan what to buy [yang persentase pembelanjaan mulai menurun],” papar Nurul saat dihubungi Solopos.com, pada Jumat (16/6/2023).

Advertisement

Lebih lanjut Nurul menjelaskan, what to do adalah ada aktivitas yang dilakukan dengan melibatkan pengunjung, supaya konsumen bisa spend money disana dari minat asalnya yang cuma hanya window shopping.

Ia menilai perlu ada sales representative yang ditempatkan di pusat pembelanjaan tersebut juga harus lebih atraktif dalam menarik minat pengunjung. Tetapi masih dalam batas tidak menganggu aktivitas yang dilakukan pengunjung tersebut.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif