SOLOPOS.COM - Sejumlah warga memanfaatkan fasilitas transportasi publik yang baru dibuka, BRT Trans Jateng Wonogiri-Solo, Selasa (8/8/2023). Warga terlihat antusias menyambut pengoperasian BRT tersebut.(Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, WONOGIRI — Peluncuran Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng jurusan Solo-Sukoharjo-Wonogiri, dinilai menjadi salah satu solusi mengurangi angka kecelakaan lalu lintas.

Transportasi publik yang nyaman dan terjangkau, diharapkan bisa membuat masyarakat bisa lebih tertarik menggunakan transportasi umum.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, mengatakan fasilitas BRT Trans Jateng yang telah dikembangkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) sejak 2017, diyakini akan memberi dampak positif untuk dunia transportasi. Termasuk Bus Trans Jateng Koridor 7 yang melayani rute Solo-Wonogiri, melewati Sukoharjo.

Dia berharap keberadaan alat transportasi umum itu akan mengurangi angka kecelakaan usia produktif dan pelajar.
Disebutkan, dari data Kepolisian Resor Wonogiri, korban kecelakaan di wilayah Wonogiri selama 2022 sebanyak 2.408 korban. Dari jumlah itu, 567 korban di antaranya atau sebanyak 23,6 adalah pelajar.

“Berharap dengan beroperasinya Bus Trans JAteng koridor Solo – Wonogiri, angka kecelakaan pelajar berkurang,” kata dia, Selasa (8/8/2023).

Menurutnya, keberadaan BRT rute baru itu akan mewujudkan integrasi layanan fisik. Integrasi layanan dengan beroperasinya Bus Trans Jateng koridor Solo – Wonogiri menurutnya berada di enam simpul transportasi.

Pertama, di Terminal Tirtonadi, Kota Solo, sebagai simpul awal dan akhir layanan Bus Trans Jateng. Di Terminal Tirtonadi akan mengintegrasikan layanan Bus Trans Jateng Koridor Terminal Tirtonadi – Terminal Sumber Lawang, Bus Batik Solo Trans (BST), Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP).

Kedua, halte Kantor Pos/Benteng Vastenberg. Di halte tersebut akan mengintegrasikan layanan Bus BST Koridor 1 dan 2, angkutan pengumpan (feeder) BST koridor 7 dan 10 dengan layanan Bus Trans Jateng. Ketiga, halte Kawasan The Park Solo Baru. Halte tersebut akan mengintegrasikan layanan BST koridor 6 dengan layanan Bus Trans Jateng.

Keempat, Terminal Tipe B Sukoharjo. Halte itu mengintegrasikan layanan Bus Trans Jateng dengan Angkutan AKDP, Angkutan Perkotaan dan Angkutan Pedesaan.

Kelima, Terminal Tipe A Giri Adipura, Wonogiri. Dimana layanan akan terintegrasi dengan layanan AKAP, AKDP dan Angkutan Kota.

Keenam, Terminal Tipe C Wonogiri. Halte itu merupakan simpul awal dan akhir layanan Bus Trans Jateng yang juga terintegrasi dengan dengan layanan angkutan perkotaan serta simpul Stasiun Kereta Api Wonogiri.

Hemat Biaya

Keberadaan BRT disebut juga berdampak pada penghematan biaya transportasi masyarakat. Dimana berdasarkan hasil studi tingkat kemanfaatan layanan Trans Jateng di Koridor Purwokerto – Purbalingga dan Kutoarjo – Magelang yang diselenggarakan Dinas Perhubungan Provinsi Jateng tahun 2022, besaran pengeluaran transportasi per bulan pengguna Bus Trans Jateng turun sekitar 50%.

Sebelum menggunakan Bus Trans Jateng, pengeluaran tersebut sekitar 28% – 31%. Setelah menggunakan Bus Trans Jateng menjadi 9% – 15%. Sebagian besar penumpang umum menggunakan Bus Trans Jateng 3-4 kali seminggu (40%), penumpang buruh/pelajar/veteran menggunakan Bus Trans Jateng sekitar 5–6 kali seminggu (63%).

Kemudian untuk selisih biaya perjalanan rata-rata per penumpang setelah menggunakan Bus Trans Jateng adalah sekitar Rp8.638,00/perjalanan untuk penumpang umum dan Rp10.316,00/perjalanan untuk penumpang buruh/pelajar/veteran. Jika dihitung per hari maka Rp17.276,00/hari untuk penumpang umum dan Rp20.632/hari untuk penumpang non umum.

“Dengan estimasi perjalanan 3–4 kali seminggu untuk penumpang umum dan 5–6 kali seminggu untuk buruh/pelajar/veteran, maka penumpang umum memiliki selisih biaya perjalanan Rp2.487.756,00/penumpang/tahun, dan Rp2.970.835,00/penumpang/tahun untuk penumpang buruh/pelajar/ veteran,” jelas dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya