SOLOPOS.COM - Ilustrasi, Kredit Usaha Rakyat (google.img)

Solopos.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp909 triliun kepada lebih dari 35 juta nasabah pada periode 2015-2022.

“Ini adalah penyaluran KUR BRI generasi kedua, karena dahulu 2007 sampai 2014 itu disebutnya KUR generasi pertama,” ucap Direktur Utama BRI Sunarso dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dipantau secara virtual di Jakarta seperti dilansir Antara, Selasa (24/1/2022).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Untuk 2022 saja, ia mengungkapkan BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp252,38 triliun kepada 6,58 juta nasabah atau mencapai 98,05 persen dari target yang ditetapkan pemerintah, yakni sebanyak Rp257,39 triliun. Secara rinci pada 2015, KUR yang disalurkan BRI sebesar Rp16,18 triliun yang diberikan kepada 920.905 nasabah. KUR Sebesar Rp69,45 triliun disalurkan kepada 3,99 juta nasabah pada 2016, sebanyak Rp69,6 triliun kepada Rp3,71 juta nasabah pada 2017, serta senilai Rp80,17 triliun kepada 3,94 juta nasabah pada 2018.

Kemudian pada 2019, KUR yang disalurkan sebanyak Rp87,9 triliun kepada 4,07 juta nasabah. Pada 2020 KUR disalurkan senilai Rp138,54 triliun kepada 5,39 juta nasabah, serta pada 2021 sebesar Rp194,39 triliun kepada 6,51 juta nasabah.

Dari penyaluran KUR tersebut, Sunarso menyebutkan rasio kredit macet atau non performing ratio (NPL) mencapai 0,83 persen. “Rinciannya, NPL KUR usaha super mikro itu sebesar 3,63 persen, KUR usaha mikro 0,78 persen, dan KUR usaha kecil 0,67 persen,” tambahnya.

Di sisi lain, dirinya menyampaikan akumulasi restrukturisasi kredit Covid-19 yang diberikan BRI sebesar Rp256,3 triliun dengan sisa outstanding sebesar Rp116,45 triliun per September 2022. Dengan demikian, terjadi penurunan restrukturisasi kredit sebanyak Rp139,92 triliun yang meliputi pembayaran sebanyak Rp91,58 triliun, lepas restrukturisasi Rp35,58 triliun, dan kredit yang tidak bisa diselamatkan Rp12,74 triliun. Lebih rinci, pembayaran yang senilai Rp91,58 triliun terdiri dari Rp37,27 triliun lunas dan mengambil kembali, Rp11,08 triliun turun pokok, serta Rp43,23 triliun lunas putus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya