Bisnis
Selasa, 5 Maret 2024 - 10:11 WIB

BRI Microfinance Outlook 2024 Hadirkan Direktur ADB hingga Peneliti Harvard

Brand Content  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggelar BRI Microfinance Outlook 2024 pada Kamis (7/3/2024).(Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyelenggarakan BRI Microfinance Outlook 2024 yang akan berlangsung Kamis (7/3/ 2024).

Mengusung tema Strengthening Financial Inclusion Strategy: Microfinance Role in Increasing Sustainable and Inclusive Economic Growth, BRI sebagai bank dengan portofolio UMKM terbesar di Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong inklusi keuangan guna mendorong pembangunan ekonomi negara.

Advertisement

Acara tersebut dijadwalkan dihadiri oleh Asian Development Bank (ADB) Country Director for Indonesia Jiro Tominaga akan berbicara mengenai “Fostering Inclusive Growth Worldwide: Strategies for Equal Economic Opportunities”.

Jiro akan membahas terkait program dan kebijakan yang berhasil mewujudkan perekonomian inklusif dalam skala global. ADB sendiri memiliki visi mendorong inklusi keuangan di negara negara Asia yang sejalan dengan pembahasan pada BRI Microfinance Outlook 2024.

Advertisement

Jiro akan membahas terkait program dan kebijakan yang berhasil mewujudkan perekonomian inklusif dalam skala global. ADB sendiri memiliki visi mendorong inklusi keuangan di negara negara Asia yang sejalan dengan pembahasan pada BRI Microfinance Outlook 2024.

Dalam kesempatan yang sama, Research Affiliate at Harvard University Beatriz Armendariz akan mengupas topik tentang “Global Inclusive Development: Theoritical Perspectives and Frameworks” yang akan membahas terkait kontribusi keuangan mikro terhadap pertumbuhan berkelanjutan yang inklusif.

Beatriz merupakan peneliti yang berfokus pada ekonomi pembangunan, keuangan internasional dan ekonomi mikro termasuk keuangan mikro. Selain menjadi Research Affiliate at Harvard University, ia juga menjadi Associate Professor of Economics, University College London.

Advertisement

Gill & Kharas (2007) menyebut kondisi ini sebagai jebakan pendapatan menengah/middle income trap, yaitu situasi di mana suatu negara bertahan dalam kelas pendapatan menengah pada waktu yang lama dan gagal untuk menuju negara berpendapatan tinggi.

Terdapat beberapa aspek pembangunan yang cenderung mandek, di antaranya pertumbuhan ekonomi yang stagnan pada kisaran 5% per tahun, pertumbuhan kredit per tahun yang tidak pernah lebih dari 15%, rasio penerimaan pajak terhadap PDB yang relatif rendah, kontribusi industri yang cenderung menurun, dan tingkat kemiskinan ekstrem yang persisten di angka 1,7% (LPEM FEB UI, 2023).

Terkait dengan hal tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan karena peran krusial inklusi keuangan tersebut perseroan menetapkan visi untuk menjadi “The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion” di tahun 2025.

Advertisement

“Salah satu visi “Champion of Financial Inclusion” ini dimiliki BRI karena perusahaan memandang pentingnya peningkatan inklusi keuangan dilakukan agar kesejahteraan masyarakat terutama pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dapat meningkat dalam hitungan tahun,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Melalui visi ini, BRI sebagai grup perbankan berupaya menjadi institusi jasa keuangan yang berperan dalam peningkatan serta perluasan nilai bagi seluruh lapisan masyarakat. Penciptaan nilai itu bukan hanya dari sisi ekonomi, melainkan juga berupa kontribusi sosial terhadap lingkungan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif