SOLOPOS.COM - Debi Putranto (kiri) memegang gitar dengan brand bernama Braveleen yang dia produksi sendiri. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Debi Putranto merasa resah lantaran banyak perajin di Sukoharjo yang memproduksi gitar bajakan. Keresahan tersebut yang kemudian membuat pria asal Sukoharjo itu memutuskan membuat gitar sendiri dengan brand bernama Braveleen.

Ide membuat brand gitar dari Sukoharjo itu juga muncul lantaran banyak yang mengenal daerah asalnya sebagai sentra gitar bajakan.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Dia mengakui ratusan perajin di Sukoharjo lebih sering menduplikat gitar merek lain namun harganya jauh lebih murah, berkisar Rp150.000 sampi Rp300.000.

“Padahal kalau kita bandingkan dengan produk aslinya kan itu harganya jutaan. Memang lebih mudah jual pakai brand besar ketimbang buat brand sendiri. Tapi itu berdampak buruk karena Sukoharjo akhirnya terkenal suka membajak gitar,” kata dia kepada Solopos.com, Senin (11/12/2023).

Sebelum memproduksi gitar sendiri, dia terlebih dahulu membuka toko gitar bernama Raline Music di Gedongan, Baki, Sukoharjo pada 2016. Seiring berjalannya waktu, dia pun akhirnya berkomitmen mendalami produksi gitar dengan kualitas bagus.

Debi menyebutkan proses produksi ada enam tahap. Pertama pada tahap satu ada cetak body gitar. Lalu kedua, yakhni memasang neck atau leher gitar.

Ketiga, memasang lis binding gitar yang terletak di pinggir body. Keempat, tahap membentuk neck gitar. Kelim, sending proses. Lalu keenam, tahap finishing.

Berbekal pengetahuan itu akhirnya pada 2019 dia membuat brand Braveleen. Namun dia mengaku hanya bisa fokus membuat body gitar, sedangkan proses atau tahapan lain dilempar ke perajin gitar.

Dia mengatakan memang ekosistem produksi gitar di Sukoharjo masih terpisah dan belum terpusat di satu tempat. Dia mengatakan hampir tidak ada rumah produksi gitar yang bisa melakukan enam tahap itu sekaligus.

“Karena ya memang butuh tenaga yang banyak, modal yang besar. Tapi idealnya kalau mau disebut pabrik memang tahapan itu difokuskan di satu tempat, tidak terpisah,” kata dia.

Namun, dia memiliki keinginan untuk mewujudkan produksi gitar yang ideal itu. Menurutnya cara seperti itu bisa mempersingkat waktu.

Setelah mantap membuat brand sendiri, dia juga langsung mengurus legalitas seperti hak cipta sampai Nomor Izin Berusaha (NIB). Dia juga bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk mendapatkan fasilitas promosi dan lainnya.

Dia memproduksi gitar dengan brand Braveleen tergantung permintaan. Dalam sebulan, gitarnya rata-rata terjual hingga satu lusin.

Menurutnya untuk ukuran home industry angka tersebut sudah bagus. “Kita masih belum bekerja sama dengan affiliation, YouTuber, atau endorsement,” kata dia.

Dia mengatakan memasarkan produknya melalui marketplace serta distribusi ke toko gitar luar kota. Dia mengaku gitar Braveleen sudah sampai di Kota Medan dan Toli-Toli, Sulawesi Tengah. Dia mengatakan saat ini minat terhadap produknya jugas sudah cukup bagus.

Gitar Braveleen dijual dengan harga beragam tergantung kualitas bahannya. Dia mematok harga mulai dari Rp475.000 sampai Rp1.800.000 dengan dua model body dan empat variasi produk.

Saat ini dia juga mengembangkan produk ukulele. “Kita masuk ke trend saat ini dan low price bier terjangkau,” kata dia.

Keungulan produk gitar dengan harga Rp1,8 juta adalah bahan body yang menggunakan kayu trembesi dengan motif alami. Dia mengatakan kayu trembesi sangat bagus untuk bahan membuat gitar lantaran kualitas seratnya.

Satu yang menjadi ciri khas gitar Braveleen yakni triplek yang terletak di sisi samping gitar atau bagian yang melengkung pada gitar.

Dia mengklaim berhasil membuat sesuai standar pabrik. Standar acuan triplek yang digunakan harus 3 mili baru agar bisa menghasilkan resonansi yang bagus.

“Di Sukoharjo ini belum ada yang bisa membuat side (sisi samping gitar) dengan standar 3 mm dengan kuantitas yang besar dan waktu yang cepat. Kalau produknya cuma satuan saya yakin bisa tapi kalau banyak belum ada, itu pun waktunya lama,” kata dia.

Sedangkan gitar Breveleen berhasil memproduksi sesuai standar itu. Maka tidak heran resonansi yang dihasilkan tidak kalah jika dibandingkan merek ternama lain. Suara yang dihasilkan nyaring dan tidak sumbang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya