Bisnis
Minggu, 8 Oktober 2023 - 00:12 WIB

Bos Sritex: Industri Tekstil Terus Menurun karena Regulasi di Indonesia Buruk

Gigih Windar Pratama  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tangkap layar Direktur Utama (Dirut) PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), Iwan Setiawan Lukminto (kiri), bersama Presiden Direktur Solopos Media Group, Arif Budisusilo (kanan), dalam program Beyond the Limits yang tayang di kanal YouTube Espos Indonesia, Sabtu (11/3/2023). (Espos Indonesia).

Solopos.com, SOLO — Presiden Komisaris PT Sritex, Iwan Setiawan Lukminto, menjelaskan saat ini industri tekstil terus mengalami penurunan.

Ia mengatakan, ancaman penurunan industri tekstil saat ini tidak lepas dari regulasi di Indonesia yang masih buruk.

Advertisement

Dalam diskusi Beyond The Limits yang dipandu oleh Presiden Direktur Solopos Media Group, Arief Budisusilo, bertajuk Bos Tekstil Buka Suara Soal Tiktok Shop dan Fenomena Impor Liar, Kamis (5/10/2023), Iwan juga menanggapi tutupnya Tiktok Shop beberapa waktu lalu.

“Tekstil ini mulai tahun kemarin sudah terus mengalami penurunan, kami menginformasikan masalah ini kepada pemerintah terutama ke bidang perdagangan, perindustrian, Kementerian Keuangan dan Bea Cukai. Kami informasikan kepada mereka adanya suatu penurunan di industri tekstil yang tidak terbendung, secara apa adanya di lapangan dan di situ kami sudah memberi tahu ada ancaman,” ucapnya.

Advertisement

“Tekstil ini mulai tahun kemarin sudah terus mengalami penurunan, kami menginformasikan masalah ini kepada pemerintah terutama ke bidang perdagangan, perindustrian, Kementerian Keuangan dan Bea Cukai. Kami informasikan kepada mereka adanya suatu penurunan di industri tekstil yang tidak terbendung, secara apa adanya di lapangan dan di situ kami sudah memberi tahu ada ancaman,” ucapnya.

Penurunan produksi industri tekstil ini sudah mencapai lebih dari 50 persen.

Iwan menyebut beragam faktor yang menyebabkan lesunya industri tekstil saat ini karena gempuran barang impor yang masuk ke Indonesia.

Advertisement

Iwan juga mengatakan, saat ini dampak masuknya barang impor sudah tidak hanya menyerang industri manufaktur skala besar namun sudah mengancam usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Menyerang ke industri manufaktur sudah lewat fasenya, sekarang sudah menyerang ke yang paling bawah yaitu UMKM,” ulasnya.

Ia menambahkan situasi geopolitik saat ini juga membuat industri tekstil lokal tertekan.

Advertisement

Iwan menyebut, masuknya barang-barang dari China secara besar-besaran karena regulasi di Indonesia yang masih minim terkait impor.

“Kita harus lihat situasi geopolitik yang ada, ekonomi dunia tertekan terutama China yang biasa ekspor besar ke Amerika Serikat, sekarang enggak bisa. Akhirnya barang-barang ini larinya ke mana? Ya digebyur saja ke negara yang regulasinya jelek seperti Indonesia, jadi kita ini sebagai negara limpahan saja,” ulasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif