Bisnis
Minggu, 13 Februari 2022 - 19:34 WIB

Bos OJK Sebut Pandemi Masih Membayangi Pemulihan Ekonomi RI Tahun Ini

Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso berbincang dengan Presiden Direktur Solopos Media Group Arief Budisusilo yang diunggah di saluran Youtube Espos Indonesia, Minggu (13/2/2022). (Youtube)

Solopos.com, SOLO — Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum berakhir, perekonomian Indonesia diprediksi bisa tumbuh 5,2 persen pada tahun ini.

Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat berbincang dengan Presiden Direktur Solopos Media Group Arief Budisusilo yang diunggah di saluran Youtube Espos Indonesia, Minggu (13/2/2022).

Advertisement

“[Tumbuh] 5,2 persen itu [perkiraan] moderat, bisa lebih tergantung bagaimana Covid-19. Karena ini proses penyembuhan itu biasanya jump-nya cepat, tapi jangan ada kendala,” ujar Wimboh.

Menurut Wimboh, pemulihan pada tahun ini akan terakselerasi, Meski demikian terdapat scarring effect yang perlu diwaspadai pada sejumlah sektor pariwisata, termasuk penerbangan, hotel, restoran, dan kafe.

Advertisement

Menurut Wimboh, pemulihan pada tahun ini akan terakselerasi, Meski demikian terdapat scarring effect yang perlu diwaspadai pada sejumlah sektor pariwisata, termasuk penerbangan, hotel, restoran, dan kafe.

Baca Juga: OJK Tekankan Bahaya Pinjol Ilegal lewat Pakeliran Wayang

Dia menjelaskan, pertumbuhan dari sektor ini pun perlu disubstitusi dengan dorongan pertumbuhan yang lebih tinggi pada sektor lainnya, misalnya industri pengolahan dan sektor yang berorientasi ekspor.

Advertisement

Di sektor perbankan, OJK memperkirakan pada tahun ini, kredit perbankan akan lebih tinggi, mencapai kisaran 6,5 persen hingga 8,5 persen.

Namun, pertumbuhan kredit tersebut juga masih sangat bergantung pada kondisi pandemi Covid-19 dan mobilitas masyarakat. Sebelumnya pada 2021, OJK mencatat kredit perbankan tumbuh sebesar 5,2 persen menjadi Rp5.768,58 triliun, dari Rp5.481,56 triliun pada 2020.

Baca Juga: OJK Akui Sulit Menutup Pinjol Ilegal, Ini Sebabnya

Advertisement

Kredit perbankan tumbuh positif didorong oleh pertumbuhan kredit konsumsi, UMKM, dan korporasi yang masing-masing tumbuh positif sebesar 4,67 persen, 3,67 persen, dan 2,72 persen.

Pada kesempatan itu Arif juga menanyakan soal kepanjangan dari OJK yang sering diplesetkan menjadi Otoritas Jasa Konstruksi dan Otoritas Jasa Kesehatan.

“Pertama, Otoritas Jasa Konstruksi karena selama periode saya, kita itu membangun beberapa kantor di daerah. Sebelum dibangun pasti ditutupi seng dan ditulisi, di sini akan dibangun gedung OJK. Masyarakat [berpikir] OJK membangun gedung, jadi OJK itu Otoritas Jasa Konstruksi. Tapi nggak papa,” ujar Wimboh.

Advertisement

Sedangkan OJK yang diplesetkan menjadi Otoritas Jasa Kesehatan karena ada kaitannya peran OJK yang memfasilitasi untuk vaksin kepada pelaku sektor jasa keuangan seluruh Indonesia.

“Karena ini vital. Jasa keuangan itu melayani nasabah jangan sampai pelayannya sendiri belum divaksin. Sehingga kita minta kepada mitra kesehatan agar kita diprioritaskan untuk dapat vaksin karena kita melayani,” terang Wimboh.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif