Bisnis
Jumat, 28 April 2023 - 08:24 WIB

Bos BRI: Potensi Indonesia Resesi Hanya 2%

Gigih Windar Pratama  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Press Conference Paparan Kinerja Keuangan BRI Kuartal I Tahun 2023 yang digelar secara daring, Kamis (27/4/2023), menjelaskan distribusi KUR dari BRI merupakan yang terbesar dibandingkan bank penyalur KUR lainnya. (Istimewa/BRI).

Solopos.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk. Sunarso, menyebut Indonesia akan kebal dari resesi pada 2023.

Ia  menyebut potensi Indonesia terkena resesi hanya dua persen berdasarkan prediksi yang dilakukan oleh Bank BRI.

Advertisement

Sunarso menjelaskan hal tersebut dalam Press Conference Paparan Kinerja Keuangan BRI Kuartal I Tahun 2023 yang digelar secara daring Kamis (27/4/2023).

“Berdasarkan prediksi kami, saya optimis Indonesia akan kebal dari ancaman resesi. Berdasarkan perhitungan menggunakan Markov Switching Dynamic Model (MSDM), potensi Indonesia terkena resesi hanya sebesar dua persen,” jelasnya.

Ia menyebut, hasil perhitungan dengan metode MSDM ini diperkuat dengan analisis Bloomeberg yang memprediksi potensi Indonesia terancam resesi hanya sebesar tiga persen.

Advertisement

“Prediksi kami, kemudian diperkuat dengan analisis dari Bloomberg yang menyebut, potensi resesi Indonesia hanya tiga persen. Metode MSDM ini sudah kami gunakan dalam memproyeksikan resesi saat ASEAN Financial Crisis tahun 1998 dan saat Pandemi Covid-19,” kata Sunarso.

Lebih lanjut, ia juga melihat prospek dan kinerja industri perbankan khususnya BRI akan lebih baik 2023.  Kredit BRI diproyeksikan mampu tumbuh pada level 10 sampai 12 persen didukung oleh pertumbuhan pada segmen UMKM khususnya Mikro dan Ultra Mikro.

Meskipun optimistis dengan kekebalan Indonesia dalam menghadapi ancaman resesi, Sunarso menyebut perbankan dan masyarakat agar tidak gegabah. Ia menilai semuanya merupakan prediksi yang bisa saja berubah apabila dipengaruhi faktor-faktor lain.

Advertisement

“Tapi, sekali lagi, ini semua prediksi yang bisa saja berubah proyeksinya. Kita perlu melihat faktor-faktor lain atau situasi-situasi yang bisa mengubah prediksi. ita akan terhindar dari resesi selama bisa jaga stabilitas dan jaga potensi untuk pertumbuhan, itu yang harus dijaga,” tegasnya.

Sebagai informasi, dilansir dari laman Bank Dunia, sejumlah negara dengan ekonomi terbesar dunia yakni Amerika Serikat, China dan negara di Uni Eropa juga mengalami pelambatan ekonomi yang cukup tajam.

Hal itu menjadi pukulan telak bagi perekonomia global yang berpotensi menghadirkan resesi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif