SOLOPOS.COM - Pelayanan BNI Xpora di Kantor Cabang Pembantu (KCP) BNI Solo di Jl Ir Sutami, Kamis (21/10/2021) siang. (Solopos/Mariyana Ricky PD)

Solopos.com, SOLO — Bank Negara Indonesia (BNI) Solo tahun ini menargetkan pelaku  peningkatan 20 persen dibandingkan tahun lalu bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergabung dalam program Xpora.

Diharapkan adanya kenaikan kuota ini bisa membuat semakin banyak produk UMKM di Solo ataupun Soloraya bisa melakukan ekspor.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Program Xpora saat ini sejalan dengan BNI yang ditargetkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi salah satu bank global dari Indonesia.

BNI berharap dengan adanya cabang di delapan negara bisa membantu ekspor UMKM terutama dari Soloraya melalui Xpora.

Pimpinan Cabang BNI Slamet Riyadi Solo, Tony Indra Prasongko, kepada Solopos.com Minggu (19/3/2023), target peningkatan sebanyak 20 persen ini, bertujuan untuk menggat pasar yang lebih luas untuk ekspor.

Sejauh ini, ekspor dari Soloraya mayoritas merupakan hasil kerajinan dan mebel.

“Untuk tahun 2023, kami menargetkan ada peningkatan volume ekspor dari UMKM sebanyak 20 persen dibandingkan tahun lalu. Ini merupakan komitmen karena BNI ini akan menjadi bank global dari Indonesia, jadi kami melihat banyak pangsa pasar yang masih bisa disasar untuk ekspor, mulai dari craft ataupun hasil mebel,” ucap Tony.

Menurut Tony, banyak permintaan dari luar negeri untuk hasil kerajinan dari Soloraya dengan peminat yang beragam. Tetapi, pemenuhan permintaan secara kuantitas, menjadi kendala untuk mengekspor, maka dari itu program Xpora berupaya menjembatani kebutuhan tersebut.

“Permintaannya banyak untuk ekspor barang ke luar tetapi dari sini secara kuantitas kadang masih belum terpenuhi. Jadi kami mengarahkan dengan mengedukasi barang apa saja yang diminati untuk ekspor jadi harapannya bisa memenuhi kuota tersebut,” jelasnya.

Xpora juga menyediakan pelatihan untuk mempermudah pelaku UMKM untuk melakukan ekspor, sehingga barang yang diekspor memenuhi standar dan juga persyaratan.

“Persyaratan dan standar untuk ekspor banyak, di beberapa negara seperti di Eropa misalnya butuh packaging yang ramah lingkungan, untuk plastiknya juga ada spesifikasi tertentu. Kalau dari Indonesia butuh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Dinas Perdagangan, kami yang membantu menjelaskan hal tersebut sekaligus juga mencarikan even pameran,” ulasnya.

 Terpisah, Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai V, Agung Setijono, menyebut saat ini sektor garmen tetap menjadi unggulan produk ekspor dari Soloraya. Meskipun saat ini, ekspor masih sangat terpengaruh dengan adanya perang Rusia-Ukraina.

“Sektor Garmen dari Soloraya ekspornya memang ada tren peningkatan, tetapi yang punya catatannya itu yang di Tanjung Priok. Kendala ekspornya sejauh ini karena adanya perang Rusia-Ukraina yang saat ini berlangsung,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya