SOLOPOS.COM - Solopos Media Group (SMG) dan Great Eastern Life Indonesia mengadakan webinar literasi keuangan pada Jumat (21/10/2022) dengan mengangkat tema Reach for a Great Womenpreneur: Wanita Hebat Ciptakan Bisnis yang Hebat.(Tangkapan Layar Youtube Espos Live)

Solopos.com, SOLO — Perempuan memiliki potensi besar dari dalam menggerakkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sebab dari 65 juta jumlah UMKM di Indonesia, 37 juta di antaranya dikelola oleh perempuan. Untuk itu penting bagi perempuan untuk memiliki kemampuan pengelolaan keuangan.

Persoalan perempuan dalam melakukan pengelolaan keuangan maupun dalam mengakses jasa atau produk keuangan tentu juga berkaitan dengan kemampuan literasi dan inklusi keuangan. Diketahui, literasi dan inklusi keuangan di Indonesia masih menunjukkan gap yang cukup jauh.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Mestinya peningkatan inklusi keuangan harus diimbangi dengan pemberian literasi yang baik. Terlebih untuk kalangan perempuan yang akan banyak mengelola keuangan keluarga, hingga bisnis yang dijalani.

Untuk itu, bertepatan dengan momentum Bulan Inklusi Keuangan 2022, Great Eastern Life Indonesia turut berkontribusi dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia. Tahun ini, bekerja sama dengan Solopos Media Group (SMG), Great Eastern Life Indonesia mengadakan webinar literasi keuangan pada Jumat (21/10/2022) dengan mengangkat tema Reach for a Great Womenpreneur: Wanita Hebat Ciptakan Bisnis yang Hebat.

Narasumber yang dihadirkan pada acara tersebut salah satunya merupakan financial planner dan Founder Daya Uang, Metta Anggraini, CFP. Selain itu ada Kepala OJK Solo, Eko Yunianto dan seorang perempuan yang menggerakkan UMKM, yakni Owner Snack Ratu Ngemil, Siti Romelah.

Baca Juga: Butuh Strategi Agar Pinjaman Usaha Lancar tapi Kantong Tetap Aman

Kepala OJK Solo, Eko Yunianto, menyampaikan berdasarkan survei yang dilakukan OJK 2019, tingkat literasi keuangan di Indonesia hanya 38,03%, sementara tingkat inklusi 76,19%. Dari data tersebut, baik tingkat literasi maupun inklusi perempuan masih berada di bawah laki-laki. Tingkat literasi kaum laki-laki sebanyak 39,94% dan inklusi 77,24%, sedangkan kaum perempuan memiliki tingkat literasi 36,13% dan inklusi 75,15%.

Inisiatif OJK terkait literasi keuangan bagi perempuan terus dilakukan dengan meningkatkan literasi keuangan dan inklusi keuangan. Disebutkan, ada 10 segmen prioritas strategi nasional literasi keuangan pada 2021-2025, salah satu di antaranya adalah segmen perempuan.

Kemudian dalam rangka meningkatkan literasi keuangan perempuan, pihaknya juga melakukan pendekatan keluarga dan lingkungan. “Salah satunya OJK menerbitkan buku saku untuk para calon pengantin. Untuk memberikan pemahaman mulai saat mau menikah dibekali pemahaman produk-produk jasa keuangan di Indonesia,” kata dia.

Saat ini OJK bersama Bank Dunia juga telah menyusun materi edukasi keuangan bagi UMKM perempuan. Isinya di antaranya mengenai panduan dan pelatihan untuk perempuan pengusaha. Ada pula learning management system (LMS) terkait edukasi keuangan.

LMS tersebut bisa diakses oleh siapa saja sebagai media pembelajaran dan pelatihan yang bisa dilakukan mandiri. Layanan tersebut bisa diakses di mana pun selama terhubung internet. Serta banyak sarana dan aplikasi lain yang disediakan untuk belajar tentang keuangan.

Baca Juga: Wujudkan Gaya Hidup Halal dengan Asuransi Syariah

Sementara untuk inisiatif inklusi keuangan bagi perempuan, OJK bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah terus meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat, termasuk perempuan. Berbagai kegiatan dilakukan untuk tujuan itu. Sektor jasa keuangan yang ada di Indonesia yang diawasi OJK juga banyak memiliki program untuk perempuan. Termasuk layanan pembiayaan yang difokuskan untuk perempuan.

Metta Anggraini menyampaikan bahwa literasi dan inklusi keuangan memiliki peran penting dalam membantu masyarakat terutama perempuan dalam mengelola keuangannya. “Terimakasih kepada Solopos yang menyelenggarakan acara ini yang didukung oleh Great Eastern Life Indonesia,” kata dia.

Menurutnya, perempuan memiliki peran penting dalan mengelola keuangan. Sebab umumnya perempuan menjadi pengelola keuangan di rumah tangga. Belum lagi jika perempuan juga melakukan bisnis. Perencanaan keuangan dinilai penting karena setiap masa pasti ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Disampaikan, jika usia rata-rata masyarakat Indonesia sekitar 70 tahun, namun rata-rata bekerja hanya sampai usia 50-55 tahun. Artinya masa produktif yang dimiliki terbatas, sementara kebutuhan yang harus dipenuhi masih panjang. Pengelolaan keuangan diperlukan agar kebutuhan tersebut tetap bisa dipenuhi meski dengan waktu dan sumber daya yang terbatas.

“Bagi ibu-ibu mungkin akan sangat terasa ketika mengelola keuangan rumah tangga. Kebutuhan bulanan rumah tangga yang banyak sementara gaji hanya sebulan sekali atau bahkan kalau sebagai pelaku usaha mungkin pendapatan tidak tetap. Sedangkan yang namanya kebutuhan tetap ada,” kata Metta.

Baca Juga: Wanita Hebat Ciptakan Bisnis Hebat

Menurutnya dalam mengelola keuangan, harus memiliki tujuan yang jelas. Baik dalam mengelola keuangan pribadi maupun keuangan bisnis. Tanpa tujuan yang jelas, bukan tidak mungkin pengelolaan keuangan akan berantakan. Metta mengatakan dalam mengelola keuangan, bukan hanya terfokus untuk menambah jumlahnya.

Namun juga harus bisa melindungi kekayaannya. Jika dalam sebuah bisnis, dikenal istilah dana cadangan bisnis untuk melindungi. Sedangkan dalam keuangan pribadi bisa disebut dana darurat, atau tabungan yang disiapkan namun hanya digunakan saat kondisi darurat. Dana cadangan dibutuhkan karena sebuah bisnis biasanya fluktuatif. Dengan begitu ketika tiba-tiba terjadi sesuatu, tidak akan mengganggu siklus bisnis tersebut.

Selain itu perlindungan biasanya juga dilakukan dalam melindungi aset atau yang lain yang sangat memegang peran penting dalam sebuah usaha. Misalnya saja ketika membuka usaha kuliner, tentu chef yang ada harus dilindungi, supaya bisnis terus berjalan. “Perlindungan itu contohnya asuransi. Bukan saja asuransi untuk orangnya, aset bisnis juga perlu dilindungi. Semakin besar usaha kita, mungkin perlu memastikan usaha, aset-aset kita dilindungi,” kata dia.

Di sisi lain dia juga menyampaikan mengenai prinsip-prinsip perencanaan bisnis. Mulai dari pentingnya membuat catatan bisnis. Baik catatan keuangan, catatan dokumen bisnis, catatan keuangan dan sebagainya. Sebab itu yang akan menunjukkan kredibilitas usaha. Hal yang penting diingat adalah dalam membuat catatan keuangan harus dibuat berbeda antara catatan keuangan pribadi dengan catatan keuangan usaha. Tujuannya agar bisa mengukur secara cermat.

Baca Juga: Banyak Potensi, Indonesia Siap Jadi Pemain Bahan Baku Baterai Dunia

Untuk catatan keuangan, pertama yang harus buat adalah neraca atau balance sheet. Isinya membandingkan jumlah aset dengan jumlah utang dan modal. Catatan kedua adalah income statement, untuk menghitung usaha dalam kondisi untung atau rugi. Ketiga, catatan arus kas, untuk mengetahui uang yang kelar dan masuk.

Lalu untuk memastikan keuangan bisnis dalam kondisi sehat adalah dengan mengatur cash flow. Seperti disebutkan sebelumnya, keberadaan dana cadangan memberikan perlindungan dalam pengelolaan keuangan usaha. Dia mengatakan cara mengatur cash adalah memiliki dana cadangan bisnis. Kedua harus membuat budget dan harus efisien dalam mengelola cash. Tidak kalah penting adalah fokus pada inventory management. Terakhir adalah memikirkan sumber pendanaan. “Misalnya apakah pendanaan harus bersumber dari diri sendiri saja atau dari pihak lain, misalnya pinjaman,” kata dia.



Sementara itu dari kalangan UMKM, Owner Snack Ratu Ngemil, Siti Romelah menilai menjalankan bisnis di masa kini telah didukung oleh banyak kemudahan. “Memang pada awal memulai bisnis, sempat berpikir kok sepertinya ribet. Harus berpikir soal keuangannya, harus mikir laporan, harus mikir produksi. Akhirnya UMKM biasanya fokus produksi. Akhirnya saya berpikir untuk memulainya, ingin menunjukkan kita bisa menjalani dengan kolaborasi,” kata dia.

Dengan bekerja sama dengan UMKM yang fokus pada produksi, dirinya menjalin kerja sama untuk menjualnya kembali. “Saya yang packing ulang dengan brand saya. Bisnis tidak harus produk kita sendiri,” kata dia. Dengan begitu dia bisa lebih fokus pada pengelolaan keuangan. Dalam mengelola keuangan pun kini tidak perlu mencatat sendiri di buku, sebab sudah banyak aplikasi yang mendukung. Sementara untuk penjualan dia lebih mengandalkan jaringan agen dan reseller.

Diharapkan kegiatan ini bisa meningkatkan tingkat literasi keuangan dari seluruh peserta sehingga ke depannya para peserta webinar bisa mengatur keuangannya dengan lebih baik serta membangun bisnis yang hebat, Reach for Great.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya