SOLOPOS.COM - Pembeli tengah memilih bunga di Pasar Kembang Solo, Senin (16/1/2023). (Solopos/Nugroho Meidinata)

Solopos.com, SOLO – Bisnis jual-beli bunga mungkin tak populer seperti bisnis jual-beli lainnya. Namun, bisnis bunga justru memiliki kestabilan yang luar biasa dibandingkan bisnis jual-beli lain.

Para pedagang di Pasar Kembang, Jl Honggowongso, Kemlayan, Serengan, Solo, Jawa Tengah menjelaskan keuntungan dari bisnis mereka mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, hingga papan.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Salah satu pedagang bunga di Pasar Kembang Solo, Sekar, 39, mengaku sudah berdagang bunga di Pasar Kembang sejak lulus dari bangku kuliah. Ia memaparkan keuntungan dari bisnisnya bisa sampai untuk membeli rumah hingga menyekolahkan anak-anaknya.

“Enak jualan bunga kok. Alhamdulillah gaji yang didapatkan lebih gede, budget bunga lebih besar [dibanding pekerja kantoran]. Bahkan, omzet bisa Rp15 juta sebulan,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, Senin (16/1/2023).

Perempuan asal Cemani, Grogol, Kabupaten Sukoharjo itu mengatakan bisnis jual-beli bunga di Pasar Kembang yang ia jalani merupakan warisan dari orang tuanya yang juga diwariskan oleh kakek-neneknya. Ia mengatakan kebanyakan bisnis di Pasar Kembang Solo memang dilanjutkan secara turun-temurun.

“Di sini kebanyakan turun temurun jualannya, termasuk saya. Saya dari awal jualannya sudah menempati ruko milik sendiri juga,” lanjut Sekar.

Bisnis Bunga Tak Alami Disrupsi

Di tengah gempuran teknologi yang memicu penjualan bunga secara online di media sosial, terutama di Instagram, pemilik outlet Sekar Flrorist ini tak merisaukannya. Menurut dia, dengan ada atau tidaknya jualan online, usaha bunga di Pasar Kembang Solo tak mengalami disrupsi.

Pedagang lain di Pasar Kembang Solo, Sulastri, juga mengaku tak mengalami penurunan omzet di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Ia pun tak ikut-ikutan berdagang di marketplace online dan hanya fokus dengan dua rukonya yang ada di pasar ini.

Meski bisnis jual-beli bunga online menjamur di media sosial, Sulastri mengaku sudah memiliki banyak pelanggan. Bahkan, pelanggannya ada yang dari luar Solo, yakni Klaten dan Wonogiri.

“Mereka [pelanggan] kadang tinggal WA pesan mau bunga harga berapa, nanti tinggal dibuatkan,” ucap ibu dua anak ini.

Pada kesempatan itu, Sulastri juga mengatakan tanpa dengan jualan online, usaha dia bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Bahkan, dia mampu membeli dua ruko yang sama-sama untuk berdagang bunga di Pasar Kembang Solo. Salah satu ruko dia beli ketika pandemi Covid-19.

“Enggak ada dukanya, banyak sukanya malah bisa lihat bunga terus setiap hari, segar jadinya. Misal ini bunga enggak laku, bisa dikeringkan, ada yang beli juga,” ungkap perempuan asli Pengging, Boyolali, Jawa Tengah ini.

Bisnis jual beli-bungan memang sepertinya sudah terbukti tak mengalami disrupsi di tengah kemajuan teknologi. Pasalnya, para pembeli juga lebih suka membeli langsung di outlet ketimbang melalui marketplace online.

Salah satu pembeli bunga di Pasar Kembang Solo Novita, 25, mengaku lebih senang membeli bunga di outlet. Ia mengaku bisa memilih sendiri bunga yang ia inginkan. Selain itu, dia juga tahu kualitas bunga yang akan dia beli.

“Saya lebih suka datang sendiri ke sini daripada beli lewat online. Banyak pilihan dan tahu kualitasnya,” kata dia.

Bisnis bunga ini rasa-rasanya bisa menjadi peluang bagi para pencari rupiah. Selain tahan dengan gempuran kemajuan teknologi, bisnis bunga semakin menguntungkan menjelang Hari Valentine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya